Kamis, 25 Desember 2008

Tip and trick Edudemons Online

Butuh saran dalam menaikkan level dan bagaimana melakukan evolusi Eudemons? Check this out. EUDEMONS ONLINE

Tip esensial Eudemons Online


Eudemons Online sudah memasuki masa Open Beta, mungkin kamu juga sudah men-download gamenya di rumah dan menginstallnya di komputer kamu. Tapi kemudian apa yang kamu lakukan setelah itu? Hunting saja kah? Menjalankan quest saja kah? Atau langsung membeli item di EP Store? Kami punya sedikit saran yang sangat berguna untuk kamu…


Perlu digaris bawahi sekali lagi, Eudemons Online merupakan game online di Indonesia dengan segudang keunikan yang belum pernah ditemui di game online lain. Tapi untuk menggalinya lebih dalam, kamu perlu kesabaran dan juga ketelitian. Makanya kami perlu memberikan beberapa hal yang mesti kamu lakukan dalam bermain game ini.



Jangan kebelet hunting, jek!

Ho-oh, kalimat di atas menyiratkan sebuah pesan yang mendalam banget! Biasanya kan kalo kamu memulai sebuah game online, yang kemudian kamu lakukan adalah hunting and always hunting! Padahal semua itu belum tentu benar, apalagi di Eudemons Online. Pada game ini kamu diberikan sebuah buku bernama Newbie Guide yang bisa kamu periksa di inventory, dan coba baca satu persatu…catat! Satu per satu. Loh emang kenapa sih?


Image


Kalo kamu beneran bacanya satu per satu, maka kamu akan merasakan manfaat dari membaca panduan itu, karena di setiap poin panduan yang ada di dalam buku tersebut, kamu akan mendapatkan berbagai keuntungan yang bisa memandu kamu mencapai level 30 dalam waktu yang sangat-sangat singkat! Bahkan kalo kamu mau mencapai level 50 dalam sehari baca buku ini juga bisa koq, nggak percaya? Coba aja, deh!


Kalo mau leveling cepet, cari teman!

Efek teman di MMORPG mana pun pasti lah akan memberi keuntungan, terutama ketika leveling karakter kamu. Tapi di Eudemons Online, efek pertemanan ini bukan lah hanya sekedar bagi-bagi EXP, item dan duit di kala party saja. Punya temen banyak, untungnya pun banyak, selain bisa tukeran informasi, kamu juga bisa mendapatkan EXP dari teman tanpa harus berada di dalam party. Yup, setiap kamu punya satu teman, maka kamu dapat mengklaim bola EXP (EXP Ball) teman kamu.


Image


Bola EXP ini adalah EXP yang terkumpul ke dalam satu wadah, yang terisi begitu player sedang leveling. Ketika kamu mengklaim bola EXP, maka kamu akan mendapatkan sejumlah EXP langsung tanpa harus hunting monster. Nah berkait sama banyak teman kamu daftarkan di daftar temanmu, maka semakin banyak kumpulan bola EXP yang bisa kamu klaim di kemudian hari bukan?


Evolusikan Eudemon kamu di level 20

Eudemon kamu udah berjuang bersamamu, dan mereka akan naik level juga. Tapi tahukah kamu kalo selain naik level, Eudemon dapat dievolusi? Nah, sekarang waktunya kamu untuk tahu lebih jauh mengenai Eudemon kamu. Eudemon pada dasarnya dapat berevolusi dua kali. Pertama pada level 20, lalu yang kedua pada level 50. Penjelasan mengenai gimana cara evolusi kedua akan dijelaskan kemudian, yang jelas untuk evolusi pertama dapat kamu lakukan kapan saja dan di mana saja, tanpa perlu persyaratan khusus selain level Eudemon-nya saja.


Image


Komposisikan Eudemon kamu di level 50

Proses leveling kamu terus berjalan, sampe level tinggi kamu masih bingung, mau diapain lagi kah Eudemon kamu? Evolusi udah? Leveling udah? Apalagi levelnya sekarang udah tinggi, katakanlah level 50? Oh ternyata di Eudemons Online, makhluk summon kamu dapat digabungkan dengan Eudemon lain yang sejenis. Hooo…keren tuh, trus gunanya apa? Penggabungan yang diberi istilah composing (komposisi) ini bertujuan untuk menggabungkan status yang dimiliki antara kedua Eudemon, demi menciptakan Eudemon berstatus gabungan yang tentu lebih kuat!!!


Image


Proses ini dapat dilakukan terus menerus dan setiap kali proses composing berhasil, maka Eudemon gabungan akan kembali ke level 1, yang kita beri istilah dengan reborn. Semakin sering Eudemon bergabung, maka indikator kekuatannya dapat dilihat dari seberapa besar jumlah Star yang dimilikinya.


Latih Skill di Training Ground

Di saat leveling, tentu saja kamu bergantung sama skill selain pada XP Skill dan Eudemon. Tapi skill yang begitu-begitu saja juga bikin bete kan? Makanya di Eudemons Online, skill ternyata bisa juga dikembangkan, loh! Meski efeknya nggak sedahsyat XP Skill, namun skill jenis ini kerap dibutuhkan di kala menunjang aktivitas leveling kamu. Dan perlu dicatat skill-skill tersebut jauh lebih kepake di PvP ketimbang XP Skill.


Image


Lalu gimana cara pengembangan yang paling efektif di Eudemons Online? Jelas melakukannya semasa hunting bukan jawaban yang baik. Makanya, di game ini kami sediakan lahan untuk kamu berlatih skill. Cari di menu “Auto Search” pilihan tujuan “Training Ground” dan mulailah berlatih di sana. Kenaikan level skill selain berpengaruh sama damage yang ditimbulkan, efek area dan juga tingkat keseringan dari skill untuk muncul saat bertarung melawan monster bagi kelas karakter Warrior.


Manfaatkan Offline Training di level awal

Pada permulaan permainan, Newbie Guide akan memberi kamu akses untuk mendapatkan efek God’s Blessing selama level-level tertentu. Efek God’s Blessing ini bakal membantu kamu mendorong aktivitas leveling kamu, salah satunya adalah Offline Training. Yang bikin fitur ini unik adalah, dengan Offline Training kamu nggak perlu menyalakan komputer kamu untuk memainkan game ini. Kamu bisa logoff dari game, mematikan komputer dan masuk lagi ke gamenya keesokan harinya, dan lihat bahwa karakter kamu udah naik levelnya dengan drastis. Yang bikin keren lagi, yang naik level di sini bukan cuma karaktermu saja, tapi juga level Eudemon yang kamu bawa. Tentunya dengan adanya Offline Training ini, kamu nggak perlu lagi menghabiskan waktu berjam-jam di game online, dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti belajar dan istirahat.




Selengkapnya...

Sony akan meluncurkan PSP 3000

ImageKonsol game Sony PlayStation Portable (PSP) terbaru, PSP-3000, akan diluncurkan Oktober mendatang. PSP ini tak hanya bisa digunakan untuk ngegame, tapi juga untuk telepon. Menurut AFP yang dikutip detikINET, Sabtu (23/8/2008), PSP-3000 ini akan dilengkapi layar beresolusi tinggi dan sebuah microphone built-in untuk fasilitas telepon yang dilakukan lewat layanan Skype.

Menurut AFP yang dikutip detikINET, Sabtu (23/8/2008), PSP-3000 ini akan dilengkapi layar beresolusi tinggi dan sebuah microphone built-in untuk fasilitas telepon yang dilakukan lewat layanan Skype.

ImageDari sisi disain, PSP-3000 yang akan dilempar ke pasaran di Jepang, Asia, Amerika Utara dan Eropa ini secara umum memiliki disain yang sama dengan PSP Slim and Lite. PSP-3000 tersedia dalam tiga warna: hitam, putih dan silver.

Di Amerika Utara, PSP ini akan dijual dengan harga sekitar USD 199,99. Sementara di Eropa akan dibanderol 199 Euro (USD 294), sedangkan harga untuk di Asia belum diungkap oleh Sony.

Sony menargetkan bisa menjual sekitar 15 juta PSP secara global untuk tahun fiskal ini hingga Maret 2009. "Permintaan untuk konsol ini masih kuat, khususnya di Amerika Serikat," tandas juru bicara Sony Computer Entertainment Inc., Yoko Sakaki.

Di kesempatan yang sama, Sony memperkenalkan versi terbaru PlayStation 3 (PS3) dengan kapasitas hard drive 160GB. Konsol ini akan dirilis November mendatang di Amerika Utara dengan harga USD 499,99, dan Eropa dengan harga 499 Euro.


Selengkapnya...

Quest seal online

Quest Guide
Quest Sentral Misi
Sentral Misi Awal
Sentral Misi Tingkat Tinggi
Sentral Misi Tertinggi
Quest Administrator
Primary Quest
Secondary Quest
Quest Utama
Quest Surat
Pet Tamer
Albero
Theo
Lioner
Lain nya


--------------------------------------------------------------------------------


[Quest Guide]

Quest (atau misi) adalah salah satu bagian penting dari Seal Online. Dengan menjalankan Quest, kamu bisa mendapatkan Experience, Cegel, dan Reputasi. Dan juga, dengan menjalankan Quest kita bisa mengetahui tentang cerita sebenarnya dari dunia Shiltz.



[Quest Sentral Misi]

Sentral Misi adalah tempat dimana kamu bisa mendapatkan misi mencari items. Sentral misi ada 3 jenis, yang masing2 mempunyai Requirement yg berbeda-beda



[Sentral Misi Awal]
Npc untuk Sentral Misi tahap awal berada di hampir setiap kota di shiltz. Tidak ada batasan level minimum maupun Reputasi minimum untuk mengambil Quest disini. Namun Jika reputasi mu sudah melebihi Henchman (Peon), kamu tidak bisa mengambil misi disini.

[Tabel Quest Sentral Misi Awal]

Level Reputasi Total Rep Item Qty Rep Exp Cegel
1 Baby 0 Geranium 30 20 260 100
3 Baby 0 Log 30 30 260 450
4 Baby 0 Stem of radish 30 30 260 360
4 Baby 0 Sap 30 20 500 270
6 Baby 0 Rabbit Fur 30 20 820 720
8 Baby 0 Vegetable Oil 20 50 820 540
9 Baby 0 Vampire Tooth 2 80 1,450 1,200
10 Baby 0 Oxygen 10 100 2,480 1,900
11 Nameless 120 Hard Shell 30 80 1,970 6,750
12 Expendable 264 Spore 30 80 1,970 900
13 Brute 581 Wit 20 100 3,030 1,200
15 Brute 581 Wooden Board 30 80 1,970 4,050
18 Vandal 1,220 Silky Thread 30 80 3,030 9,000
18 Vandal 1,220 Magic Powder 30 100 3,030 8,100
18 Hoodlum 2,439 Wind Mark 15 100 3,620 900
20 Hoodlum 2,439 Knight Crest 30 100 3,620 11,250
22 Vandal 1,220 5 Color String 30 80 3,030 10,800
24 - 3,000 Piece Of Glass 30 80 4,250 18,000
25 Hoodlum 2,439 Man's Romance 5 100 3,620 3,750
25 - 2,800 Bear's Gall 2 80 4,250 4,500
26 Hoodlum 2,439 Fairy Powder 30 80 4,250 17,550
27 Thug 4,635 Vine 30 100 4,250 18,000
27 Henchman 8,806 Spider Poison 20 150 4,250 9,000


Keterangan:
Rep: Jumlah Reputasi yg diperoleh setelah menjalankan misi
Qty: Jumlah Item yg di perlukan untuk menyelesaikan misi
Exp: Jumlah Experience yg diperoleh setelah menjalankan misi
Cegel: Jumlah Cegel yg diperoleh setelah menjalankan misi




[Sentral Misi Tingkat Tinggi]
NPC Sentral Misi Tingkat Terletak di Zaid. Tepat nya di dekat rumah nenek sephia. Biasanya disekitar tempat NPC ini banyak orang berjualan, terutama barang2 quest. Level minimum untuk mengambil Quest di tempat ini adalah Level 45, dan tak ada Reputasi minimum. Tetapi sebalik nya, Reputasi Maximum untuk mengambil Quest di tempat ini ada lah [Recruit] dan tak ada batasan level maximum.

[Tabel Quest Sentral Misi Tingkat Tinggi]

Level Item Qty Rep Cegel
45~47 Titanium 30 150 22,500
45~47 Mithrill 30 160 22,000
45~64 Sharp tooth 20 170 16,500
45~49 Motherly love 20 180 7,500
45~54 Iron Plate 30 190 22,500
46~54 Eyeball 5 200 5,000
48~62 Mark of Sakiel 15 210 14,000
48~64 Four Leafs Clover 2 220 5,000
50~66 Bone 30 240 30,500
55~67 Blue Blaze 20 250 30,000
55~69 Crystal of Sakiel 20 260 19,500
63~76 Ice crystal 2 270 5,500
65~80 Moon Stone 30 280 40,000
66~69 Asteroid 15 290 21,000
67~86 Dulahan Tears 5 300 7,500
68~89 Poisonus Nail 30 310 22,500
70~92 Bundle of Dream 30 320 42,000
77~94 Snow Flower 20 330 18,000
81~94 Platinum antenna 10 340 16,500
83~ Golden fur 20 350 36,000
87~ Wolf skin 30 360 58,500
90~ Fuse 10 370 25,500
93~ Ectoplasm 30 380 67,500
95~ Pharaoh Curse 10 390 30,000
95~ Jason Heart 10 400 33,000


Keterangan:
Rep: Jumlah Reputasi yg diperoleh setelah menjalankan misi
Qty: Jumlah Item yg di perlukan untuk menyelesaikan misi
Exp: Jumlah Experience yg diperoleh setelah menjalankan misi
Cegel: Jumlah Cegel yg diperoleh setelah menjalankan misi




[Sentral Tingkat Tertinggi]
NPC Sentral Misi Tertinggi Terletak di sevis.




--------------------------------------------------------------------------------





[Quest Administrator]

Quest Administrator diadakan dengan tujuan membantu para player Seal dengan memberikan equip sebagai reward. Equip yang di dapatkan tergantung kepada job masing2 player.



[Primary Quest]
Tujuan dari Primary Quest Admin ialah mencapai Level tertentu. Jika Level yg di tentukan sudah tercapai, maka akan mendapatkan senjata +3 untuk job masing2. ingat, quest hanya bisa di ambil jika level mu masih dibawah dari level yg di tentukan. Contoh: untuk mengambil Quest untuk reward level 50, maka level maximal mu harus 49. jika sudah level 50 maka kamu tidak dapat mengambil Quest nya.

[Tabel Primary Quest Administrator]

Periode Lvl Tugas Reward
Lv1~19 Mencapai Lv20 10,000 Cegel

Lv20~34 Mencapai Lv35 Beginer: Happy Bah Bah Stick +3
Warior:
Knight: Mithril Sword +3
Mage: Sage Staff +3
Cleric: Jupiter Mace +3
Clown:
Craftman: Metal hammer +3

Lv35~49 Mencapai Lv50 Beginer: Fairy tale rod +3
Warior:
Knight: Divine Sword +3
Mage: Loriel Staff +3
Cleric: Mars Mace +3
Clown:
Craft Man:




[Secondary Quest]
Tujuan dari Secondary Quest Admin ialah mencapai Reputasi tertentu. Jika Reputasi yg di tentukan sudah tercapai, maka akan mendapatkan Armor +3 untuk job masing2. Sama dengan Primary quest nya, Quest ini hanya bisa di ambil jika Reputasi mu masih dibawah dari reputasi yg ditentukan

[Table Secondary Quest Administrator]

Tugas Reward
Mencapai Reputasi Brute (581) Seed +4

Mencapai Reputasi Hoodlum (2,439) Beginer: Chinese noodles box (T) +3
Warior: Militia Suit (T) +3
Knight: Alloy Armor (T) +3
Mage: Green Tunic (T) +3
Cleric: Clothes of blessing (T) +3
Clown: Suit of Laughter (T) +3
Craftman: Clothes of Craftman (T) +3

Mencapai Reputasi Thug (4,635) Beginer: Tangerine box (T) +3
Warior: Wing suit (T) +3
Knight: Gold Armor (T) +3
Mage: Rune Suit (T) +3
Cleric: Clothes of mercy (T) +3
Clown: Entertainer suit (T) +3
Craftman: Inventor Clothes (T) +3





--------------------------------------------------------------------------------





[Quest Utama]


Langkah-langkah utk mengambil Quest Utama:


Karakter telah mencapai lv 15 atau lebih.
Bicaralah ke NPC yg bernama D.End (ada di setiap Menara Pelatihan), yg akan memberikan tiket utk masuk ke warp di belakangnya.
Ketika telah berada di dalam warp tsb, bicaralah kepada NPC Joan. Dia akan meminta bantuanmu utk "mencari tahu apa yg terjadi di masa lalu, kemana semua Bale pergi?" Kliklah pilihan pertama, yaitu "Baiklah, bagus."
Setelah itu bicaralah kepada NPC Iris dan NPC Peterson. Sama seperti kepada NPC Joan, kliklah pilihan yg menyetujui utk membantu mereka berdua.
Lalu kembali lagi keluar, dan bicara lagi kepada NPC D.End.
Setelah itu, kamu bisa memilih utk menjalankan misi yg mana utk diselesaikan terlebih dahulu (apakah misi dari Joan, Iris, atau Peterson). Tapi disarankan utk menjalankan misi 4 Hero Sign terlebih dahulu, karena itu adalah misi yg tidak terlalu susah, dan tampaknya memang misi 4 Hero Sign itu adalah tahap awal dari semua misi utama.


A. D.Heroend

Bicaralah dgn NPC D.Heroend dan kamu akan melihat ada 7 pilihan. Pilihan ke-2 sampai dgn pilihan ke-5 adalah misi yg bisa kamu ambil. Jika inventory kamu penuh, kamu bisa mengambil tugas ini satu per satu. Tetapi agar lebih efisien, disarankan utk mengambil semua potret sekaligus.

PERHATIAN: Ada perbedaan langkah antara karakter perempuan dan karakter laki-laki utk quest Arus' Sign dan Claire's Sign

Utk karakter laki-laki, ikuti langkah-langkah berikut:

A.1. Arus' Sign (exp 12750, rep 900)


Pilih "Mengambil potret Arus" di NPC D.Heroend.
Lalu pergilah ke Bar Elim. Carilah NPC Knight Rambut Hitam (dia adalah Arus) dan bicaralah kepadanya.
Kliklah pilihan kedua, yaitu "Bisakah kamu memberiku tanda tangan?". Tapi sayang, dia tidak mau memberikannya karena dia tidak mengenal kita.
Agar dia bisa mengenal kita, kita harus membantu dia. Kliklah pilihan ke-3, yaitu "Menerima permintaannya."
Kemudian klik pilihan "Permintaan sederhana."
Kita diminta utk menemui seorang peramal di Kota Madelin.
Sampai di Kota Madelin, bicaralah dgn NPC Shina, sang peramal, utk menyelesaikan tugas dari Arus.
Kemudian kembalilah ke Kota Elim. Laporkan hasil tugas kita kepada Arus, lalu minta tanda tangannya. Saat ini dia sudah mengenal kita, jadi dia dengan senang hati memberikan tanda tangannya; yg bisa langsung kita berikan kepada NPC D.Heroend atau disimpan utk diberikan nanti.

A.2. Claire's Sign (exp 12750, rep 900)


Pilih "Mengambil potret Claire" dari NPC D.Heroend.
Lalu pergilah ke depan gerbang Istana Elim. Temui seorang Wanita Terhormat di sana. Dialah Claire sang permaisuri.
Ternyata karena kita udah membantu Arus, suaminya, dia sudah kenal dgn kita. Ketika ditanya sesuatu ttg Arus, kliklah pilihan ke-2.
Setelah itu bicara lagi dgn Claire, dia akan memberitahukan kita ttg seseorang yg bisa membantu kita memecahkan misi yg di berikan oleh NPC Joan. Tapi mari simpan itu untuk nanti.
Bicara lagi utk yg ke-3 kalinya kepada Claire. Kali ini utk meminta tanda tangannya, dan dia akan memberikannya utk kita berikan kepada NPC D.Heroend atau disimpan utk diberikan nanti.

Utk karakter perempuan: Bicaralah dgn Claire terlebih dahulu utk mendptkan tanda tangannya. Nanti akan diberikan misi utk menyelidiki ttg Arus. Cara utk menyelesaikan misi itu adalah dgn membayar minuman Arus, lalu dia akan mengobrol banyak. Setelah itu kembali ke Claire utk menyelesaikan misi tsb.

A.3. Baldea's Sign (exp 12750, rep 900)


Pilih "Mengambil potret Baldea" dari NPC D.Heroend.
Lalu pergilah ke Goa Clement di Zaid. Jgn lupa utk membawa potion dan scroll.
Temui NPC Baldea di dekat ruangan Coin (Quest dari Hiswill). Bicara padanya dan dia akan memberikan tanda tangannya utk kita berikan kepada NPC D.Heroend atau disimpan utk diberikan nanti.

A.4. Duran's Sign (exp 12750, rep 900)

PERHATIAN: Harus sudah belajar skill Emoticon.


Pilih "Mengambil potret Duran" dari NPC D.Heroend.
Pergilah ke Bar Kota Elim. Bicara kepada NPC Rosanne dan tunjukkan foto Duran.
Rosanne ternyata kenal dgn Duran. Tapi dia minta sbh Silver sbg ganti info keberadaan Duran. Silver drop dari Tarantula di Goa Crude. Letaknya satu map di atas Kota Lime. Jadi, ayo ke Kota Lime.
(Langkah berikut hanya bagi yg belum menjadi anggota Militia): Mumpung di Lime, tidak ada salahnya kita menjadi anggota Militia. Jadi, pergilah ke Perkumpulan Militia dulu. Lalu ngomong dgn NPC Jack utk mendapatkan tes menjadi anggota Militia. Ternyata tesnya diminta ke Goa Crude utk bertemu dgn seorang NPC (kebetulan kita mau ke sana). Setelah dapat sbh Silver/lebih (jumlahnya tidak masalah), bicaralah ke NPC Cordelia yg berada di dekat sebuah batu besar. Kemudian kembali ke NPC Jack utk diangkat menjadi anggota Militia. Lalu NPC Jack akan memberikan sbh kartu tanda pengenal Militia, yg terletak di layar emoticon.
Kembali ke Kota Elim. Berikan Silver ke NPC Rosanne (pilih "Tunjukkan permata"), lalu dia akan memberitahukan ttg seseorang yg bernama Janet di Lime yg tahu ttg Duran.
Ternyata Janet yg dimaksud adalah ketua perkumpulan Militia. Dari NPC Janet kita akan mendapatkan emoticon Eagle Crest dan info tentang seseorang yg bernama Slay.
Temuilah NPC Slay yg berada di dekat Sentral Misi Kota Lime. Bicaralah dgn dia.
Dia meminta kita utk mencari Gold (drop dari monster Crow di Tengah Sungai Mimir. Tempatnya satu map di bawah Zaid).
Berikan dia Goldnya. Ternyata dia malah mengancam. Tunjukkan kalau kita tidak takut dgn dia! Tapi ternyata dia tidak mau memberitahukan apapun kepada kita.
Kembali ke NPC Rosanne, kemudian tunjukkan lagi foto Duran. Dia akan menyuruh kita mencari Knight ke-1 Duran di Adel. Jadi next stop ke Adel!
Sampai di Adel sepertinya tidak ada tanda-tanda adanya Knight ke-1 Duran. Tetapi coba kita klik Pengemudi Kereta Kuil Adel.
Ternyata kita dibawa ke sebuah tempat yg terdapat monster yg bernama Lioner, berelemen Logam, dgn HP sekitar 33k (disarankan utk yg lvnya di bawah 40 sebaiknya grup utk dapat membunuhnya)
Setelah mati ternyata si Lioner memberikan kita tanda tangan Duran (akhirnya dapat juga, meskipun tidak bertemu dgn Duran )

Berarti kita sudah mengumpulkan 4 bh tanda tangan! Ayo kita kembali ke NPC D.Heroend dan berikan semua tanda tangan itu kepadanya.
Setelah semuanya diberikan, klik pilihan pertama. Maka selesailah quest dari NPC D.Heroend.
Total reputasi bertambah sekitar 13600 (termasuk 900 reputasi per foto). Well, usaha kita selama ini terbayar juga =D

Selengkapnya...

Senin, 08 Desember 2008

Ternyata…rokok itu tidak berbahaya

Ternyata apa yang di bilang orang-orang kalo rokok itu berbahaya gak semuanya bener…bahkan bukti ilmiah yang ditunjukin oleh sebagian orang masih bisa kita bantah tuh, soalnya ada cerita pada jaman dulu banget…ada 3 orang dokter yaitu dokter Ali yang suka maen perempuan, terus dokter Abdul yang suka banget mabok, nah yang terakhir namanya dokter Ahmad yang suka banget sama yang namanya rokok.

Pada suatu waktu, ketiga dokter itu lagi jalan bareng mo ketempat prakteknya masing-masing…..pas di tengah jalan mereka nemuin sebuah botol yang dekil, kumel, kotor (bedanya apa yah….hehehe…), tapi bentuknya unik banget…biasalah orang kan kalo liat barang yang bentuknya gak lazim pastinya bawaannya penasaran…nah di ambil deh tuh botol sama mereka bertiga.

Pas botol itu di bersihin sama dokter Ali, keluar asep dari botol itu, terus keluar lah sesosok makhluk yang gede, hitam, mukanya sangar…kayak preman pasar dah….sambil ketawa dia bilang..”HAHAHAHA……..AKU LAH JIN DARI TIMUR TENGAH…..TERIMAKASIH KALIAN TELAH MEMBEBASKAN AKU DARI BOTOL INI…..HAHAHAHA…..”; Ketiga dokter itu kagetnya setengah mati….saking takutnya mo kabur aja gak bisa….untungnya si dokter Ali inget cerita si Ali Baba yang nemuin jin dalam botol….masih ketakutan..dokter ali ngomong sama tuh jin..”HAI JIN…..KAMI KAN UDAH NGEBEBASIN LO, APA BALESAN LO BUAT KAMI…”; terus Jinnya ngomong lagi…”KALIAN BOLEH MINTA APA AJA DARI AKU….TAPI MASING-MASING SATU PERMINTAAN AJA..”; Oke deh…kata dokter Ali, gua duluan…”GUA MINTA PEREMPUAN-PEREMPUAN MUDA DARI SELURUH BANGSA DI DUNIA DAN LETAKAN DI DALAM GUA TERTUTUP DAN JANGAN GANGGU AKU SELAMA 10 TAHUN..”; dengan sekejap mata jin itu menyempurnakan permintaan dari dokter Ali. “SIAPA LAGI..” kata si jin, “GUA..” sahut dokter Abdul…”GUA MINTA SEMUA JENIS ARAK DARI SELURUH DUNIA BUAT BEKAL GUA SELAMA SEPULUH TAHUN DAN LETAKAN DI SEBUAH GUA TERTUTUP DAN JANGAN GANGGU GUA SELAMA SEPULUH TAHUN”; dan dengan sekejap mata jin itu menyempurnakan permintaan dari dokter Abdul itu. “GILIRAN GUA SEKARANG”; kata dokter Ahmad. “GUA MINTA SEMUA JENIS ROKOK YANG ADA DI SELURUH DUNIA INI UNTUK BEKAL SELAMA SEPULUH TAHUN DAN LETAKAN DI SEBUAH GUA TERTUTUP DAN JANGAN GANGGU GUA SELAMA SEPULU TAHUN”; dan dengan sekejap mata pula, jin itu menyempurnakan permintaan dari dokter Ahmad itu.

Lanjut cerita pas udah sepuluh tahun Jin itu membuka pintu gua yang di huni oleh dokter Ali, ketika dibuka maka keluarlah si Ali dengan keadaan kurus kering, berdiri pun tidak bisa karena tidak sanggup untuk menggerakkan lutut sebab hari-hari hanya memuaskan nafsu dengan perempuan. Tiba-tiba si Ali pun jatuh ke tanah lalu mati !!

Setelah itu jin tersebut pergi ke gua si Abdul, ketika pintu dibuka maka keluarlah si Abdul dengan perut yang sangat buncit karena hari-hari mabuk-mabukan. Jalan pun terhuyung-huyung. Tiba-tiba si Abdul pun jatuh ketanah lalu mati !!

Setelah itu jin pergi ke gua si Ahmad dan membuka pintu gua. Tiba2 si Ahmad keluar dalam keadaan sehat walafiat dan terus MENAMPAR si jin. Sambil memaki si jin ia berkata:

“JIN BODOH ….!!! KOREKNYA MANA … ??”

Nb: jadi bener kan rokok itu gak bahaya…..asalkan gak dibakar….hehehehe…..
Lelucon


Selengkapnya...

Minggu, 07 Desember 2008

Pudarnya pesona Qleopatra

Dengan panjang lebar ibu menjelaskan, sebenarnya sejak ada dalam kandungan aku telah dijodohkan dengan Raihana yang tak pernah kukenal. “Ibunya Raihana adalah teman karib ibu waktu nyantri di pesantren Mangkuyudan Solo dulu,” kata ibu.

“Kami pernah berjanji, jika dikarunia anak berlainan jenis akan besanan untuk memperteguh tali persaudaraan. Karena itu ibu mohon keikhlasanmu,” ucap beliau dengan nada mengiba.

Dalam pergulatan jiwa yang sulit berhari-hari, akhirnya aku pasrah. Aku menuruti keinginan ibu. Aku tak mau mengecewakan ibu. Aku ingin menjadi mentari pagi di hatinya, meskipun untuk itu aku harus mengorbankan diriku.

Dengan hati pahit kuserahkan semuanya bulat-bulat pada ibu. Meskipun sesungguhnya dalam hatiku timbul kecemasan-kecemasan yang datang begitu saja dan tidak tahu alasannya. Yang jelas aku sudah punya kriteria dan impian tersendiri untuk calon istriku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa berhadapan dengan air mata ibu yang amat kucintai. Saat khitbah (lamaran) sekilas kutatap wajah Raihana, benar kata Aida adikku, ia memang baby face dan anggun. Namun garis-garis kecantikan yang kuinginkan tak kutemukan sama sekali.

Adikku, tante Lia mengakui Raihana cantik, “Cantiknya alami, bisa jadi bintang iklan Lux lho, asli !” kata tante Lia. Tapi penilaianku lain, mungkin karena aku begitu hanyut dengan gadis-gadis Mesir titisan Cleopatra, yang tinggi semampai, wajahnya putih jelita, dengan hidung melengkung indah, mata bulat bening khas Arab, dan bibir yang merah. Di hari-hari menjelang pernikahanku, aku berusaha menumbuhkan bibit-bibit cintaku untuk calon istriku, tetapi usahaku selalu sia-sia.

Aku ingin memberontak pada ibuku, tetapi wajah teduhnya meluluhkanku. Hari pernikahan datang. Duduk di pelaminan bagai mayat hidup, hati hampa tanpa cinta, Pestapun meriah dengan empat group rebana. Lantunan shalawat Nabipun terasa menusuk-nusuk hati. Kulihat Raihana tersenyum manis, tetapi hatiku terasa teriris-iris dan jiwaku meronta. Satu-satunya harapanku adalah mendapat berkah dari Allah SWT atas baktiku pada ibuku yang kucintai. Rabbighfir li wa liwalidayya!

Layaknya pengantin baru, kupaksakan untuk mesra tapi bukan cinta, hanya sekedar karena aku seorang manusia yang terbiasa membaca ayat-ayatNya. Raihana tersenyum mengembang, hatiku menangisi kebohonganku dan kepura-puraanku.

***

Tepat dua bulan Raihana kubawa ke kontrakan dipinggir kota Malang. Mulailah kehidupan hampa. Aku tak menemukan adanya gairah. Betapa susah hidup berkeluarga tanpa cinta. Makan, minum, tidur, dan shalat bersama dengan makhluk yang bernama Raihana, istriku, tapi Masya Allah bibit cintaku belum juga tumbuh. Suaranya yang lembut terasa hambar, wajahnya yang teduh tetap terasa asing.

Memasuki bulan keempat, rasa muak hidup bersama Raihana mulai kurasakan, rasa ini muncul begitu saja. Aku mencoba membuang jauh-jauh rasa tidak baik ini, apalagi pada istri sendiri yang seharusnya kusayang dan kucintai. Sikapku pada Raihana mulai lain. Aku lebih banyak diam, acuh tak acuh, agak sinis, dan tidur pun lebih banyak di ruang tamu atau ruang kerja. Aku merasa hidupku ada lah sia-sia, belajar di luar negeri sia-sia, pernikahanku sia-sia, keberadaanku sia-sia.

Tidak hanya aku yang tersiksa, Raihanapun merasakan hal yang sama, karena ia orang yang berpendidikan, maka diapun tanya, tetapi kujawab, “tidak apa-apa koq mbak, mungkin aku belum dewasa, mungkin masih harus belajar berumah tangga.”

Ada kekagetan yang kutangkap di wajah Raihana ketika kupanggil ‘mbak’, “Kenapa Mas memanggilku mbak, aku kan istrimu, apa Mas sudah tidak mencintaiku,” tanyanya dengan guratan wajah yang sedih.

“Wallahu a’lam,” jawabku sekenanya. Dengan mata berkaca-kaca Raihana diam menunduk, tak lama kemudian dia terisak-isak sambil memeluk kakiku, “Kalau Mas tidak mencintaiku, tidak menerimaku sebagai istri, kenapa Mas ucapkan akad nikah?”

“Kalau dalam tingkahku melayani Mas masih ada yang kurang berkenan, kenapa Mas tidak bilang dan menegurnya, kenapa Mas diam saja, aku harus bersikap bagaimana untuk membahagiakan Mas, kumohon bukalah sedikit hatimu untuk menjadi ruang bagi pengabdianku, bagi menyempurnakan ibadahku di dunia ini,” Raihana mengiba penuh pasrah.

Aku menangis menitikkan air mata, bukan karena Raihana tetapi karena kepatunganku. Hari terus berjalan, tetapi komunikasi kami tidak berjalan. Kami hidup seperti orang asing tetapi Raihana tetap melayaniku, menyiapkan segalanya untukku.

***

Suatu sore aku pulang mengajar dan kehujanan, sampai di rumah habis maghrib, bibirku pucat, perutku belum kemasukkan apa-apa kecuali segelas kopi buatan Raihana tadi pagi. Memang aku berangkat pagi karena ada janji dengan teman. Raihana memandangiku dengan khawatir.

“Mas tidak apa-apa,” tanyanya dengan perasaan kuatir. “Mas mandi dengan air panas saja, aku sedang menggodoknya, lima menit lagi mendidih,” lanjutnya. Aku melepas semua pakaian yang basah. ”Mas airnya sudah siap,” kata Raihana. Aku tak bicara sepatah katapun, aku langsung ke kamar mandi, aku lupa membawa handuk, tetapi Raihana telah berdiri di depan pintu membawa handuk. ”Mas aku buatkan wedang jahe.” Aku diam saja. Aku merasa mulas dan mual dalam perutku tak bisa kutahan.

Dengan cepat aku berlari ke kamar mandi dan Raihana mengejarku dan memijit-mijit pundak dan tengkukku seperti yang dilakukan ibu. “Mas masuk angin. Biasanya kalau masuk angin diobati pakai apa, pakai balsam, minyak putih, atau jamu?” tanya Raihana sambil menuntunku ke kamar. ”Mas jangan diam saja dong, aku kan tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk membantu Mas”.

“Biasanya dikerokin,” jawabku lirih. “Kalau begitu kaos mas dilepas ya, biar Hana kerokin,” sahut Raihana sambil tangannya melepas kaosku. Aku seperti anak kecil yang dimanja ibunya. Raihana dengan sabar mengeroki punggungku dengan sentuhan tangannya yang halus.

Setelah selesai dikerokin, Raihana membawakanku semangkok bubur kacang hijau. Setelah itu aku merebahkan diri di tempat tidur. Kulihat Raihana duduk di kursi tak jauh dari tempat tidur sambil menghafal Al Quran dengan khusyu. Aku kembali sedih dan ingin menangis, Raihana manis tapi tak semanis gadis-gadis Mesir titisan Cleopatra.

Dalam tidur aku bermimpi bertemu dengan Cleopatra, ia mengundangku untuk makan malam di istananya. “Aku punya keponakan namanya Mona Zaki, nanti akan aku perkenalkan denganmu,” kata Ratu Cleopatra. “Dia memintaku untuk mencarikannya seorang pangeran, aku melihatmu cocok dan berniat memperkenalkannya denganmu.” Aku mempersiapkan segalanya. Tepat pukul 07.00 aku datang ke istana, kulihat Mona Zaki dengan pakaian pengantinnya, cantik sekali. Sang ratu mempersilakan aku duduk di kursi yang berhias berlian.

Aku melangkah maju, belum sempat duduk, tiba-tiba “Mas, bangun, sudah jam setengah empat, mas belum sholat Isya,” kata Raihana membangunkanku. Aku terbangun dengan perasaan kecewa. “Maafkan aku Mas, membuat Mas kurang suka, tetapi Mas belum sholat Isya,” lirih Hana sambil melepas mukenanya, mungkin dia baru selesai sholat malam.

Meskipun cuman mimpi tapi itu indah sekali, tapi sayang terputus. Aku jadi semakin tidak suka sama dia, dialah pemutus harapanku dan mimpi-mimpiku. Tapi apakah dia bersalah, bukankah dia berbuat baik membangunkanku untuk sholat Isya.

Selanjutnya aku merasa sulit hidup bersama Raihana, aku tidak tahu dari mana sulitnya. Rasa tidak suka semakin menjadi-jadi. Aku benar-benar terpenjara dalam suasana konyol. Aku belum bisa menyukai Raihana. Aku sendiri belum pernah jatuh cinta, entah kenapa bisa dijajah pesona gadis-gadis titisan Cleopatra.

***

“Mas, nanti sore ada acara aqiqah di rumah Yu Imah. Semua keluarga akan datang termasuk ibundamu. Kita diundang juga. Yuk, kita datang bareng, tidak enak kalau kita yang dieluk-elukan keluarga tidak datang,” suara lembut Raihana menyadarkan pengembaraanku pada Jaman Ibnu Hazm. Pelan-pelan ia letakkan nampan yang berisi onde-onde kesukaanku dan segelas wedang jahe.

Tangannya yang halus agak gemetar. Aku dingin-dingin saja. “Maaf..maaf jika mengganggu Mas, maafkan Hana,” lirihnya, lalu perlahan-lahan beranjak meninggalkan aku di ruang kerja. “Mbak! Eh maaf, maksudku D..Din..Dinda Hana!,” panggilku dengan suara parau tercekak dalam tenggorokan.

“Ya Mas!” sahut Hana langsung menghentikan langkahnya dan pelan-pelan menghadapkan dirinya padaku. Ia berusaha untuk tersenyum, agaknya ia bahagia dipanggil ‘dinda’. Matanya sedikit berbinar. “Te..terima kasih Di..dinda, kita berangkat

bareng kesana, habis sholat dhuhur, insya Allah,” ucapku sambil menatap wajah Hana

dengan senyum yang kupaksakan.

Raihana menatapku dengan wajah sangat cerah, ada secercah senyum bersinar di bibirnya. “Terima kasih Mas, Ibu kita pasti senang, mau pakai baju yang mana Mas, biar dinda siapkan? Atau biar dinda saja yang memilihkan ya?” Hana begitu bahagia.

Perempuan berjilbab ini memang luar biasa, Ia tetap sabar mencurahkan bakti meskipun aku dingin dan acuh tak acuh padanya selama ini. Aku belum pernah melihatnya memasang wajah masam atau tidak suka padaku. Kalau wajah sedihnya ya. Tapi wajah tidak sukanya belum pernah.

Bah, lelaki macam apa aku ini, kutukku pada diriku sendiri. Aku memaki-maki diriku sendiri atas sikap dinginku selama ini. Tapi, setetes embun cinta yang kuharapkan membasahi hatiku tak juga turun. Kecantikan aura titisan Cleopatra itu? Bagaimana aku mengusirnya. Aku merasa menjadi orang yang paling membenci diriku sendiri di dunia ini.

Acara pengajian dan aqiqah putra ketiga Fatimah kakak sulung Raihana membawa sejarah baru lembaran pernikahan kami. Benar dugaan Raihana, kami dielu-elukan keluarga, disambut hangat, penuh cinta, dan penuh bangga. “Selamat datang pengantin baru! Selamat datang pasangan yang paling ideal dalam keluarga!” sambut Yu Imah disambut tepuk tangan bahagia mertua dan bundaku serta kerabat yang lain. Wajah Raihana cerah. Matanya berbinar-binar bahagia. Lain dengan aku, dalam hatiku menangis disebut pasangan ideal.

Apanya yang ideal. Apa karena aku lulusan Mesir dan Raihana lulusan terbaik di kampusnya dan hafal al-Quran lantas disebut ideal? Ideal bagiku adalah seperti Ibnu Hazm dan istrinya, saling memiliki rasa cinta yang sampai pada pengorbanan satu sama lain. Rasa cinta yang tidak lagi memungkinkan adanya pengkhianatan. Rasa cinta yang dari detik ke detik meneteskan rasa bahagia.

Tapi diriku? Aku belum bisa memiliki cinta seperti yang dimiliki Raihana.

Sambutan sanak saudara pada kami benar-benar hangat. Aku dibuat kaget oleh sikap Raihana yang begitu kuat menjaga kewibawaanku di mata keluarga. Pada ibuku dan semuanya tidak pernah diceritakan, kecuali menyanjung kebaikanku sebagai seorang suami yang dicintainya. Bahkan ia mengaku bangga dan bahagia menjadi istriku. Aku sendiri dibuat pusing dengan sikapku.

Lebih pusing lagi sikap ibuku dan mertuaku yang menyindir tentang keturunan. “Sudah satu tahun putra sulungku menikah, koq belum ada tanda-tandanya ya, padahal aku ingin sekali menimang cucu,” kata ibuku. “Insya Allah tak lama lagi, ibu akan menimang cucu, doakanlah kami. Bukankah begitu, Mas?” sahut Raihana sambil menyikut lenganku, aku tergagap dan mengangguk sekenanya.

Setelah peristiwa itu, aku mencoba bersikap bersahabat dengan Raihana. Aku berpura-pura kembali mesra dengannya, sebagai suami betulan. Jujur, aku hanya pura-pura. Sebab bukan atas dasar cinta, dan bukan kehendakku sendiri aku melakukannya, ini semua demi ibuku. Allah Maha Kuasa. Kepura-puraanku memuliakan Raihana sebagai seorang istri. Raihana hamil. Ia semakin manis.

Keluarga bersuka cita semua. Namun hatiku menangis karena cinta tak kunjung tiba. Tuhan kasihanilah hamba, datangkanlah cinta itu segera. Sejak itu aku semakin sedih sehingga Raihana yang sedang hamil tidak kuperhatikan lagi. Setiap saat nuraniku bertanya, “Mana tanggung jawabmu!” Aku hanya diam dan mendesah sedih. “Entahlah, betapa sulit aku menemukan cinta,” gumamku.

Dan akhirnya datanglah hari itu, usia kehamilan Raihana memasuki bulan ke enam. Raihana minta ijin untuk tinggal bersama orang tuanya dengan alasan kesehatan. Kukabulkan permintaanya dan kuantarkan dia ke rumahnya.

Karena rumah mertua jauh dari kampus tempat aku mengajar, mertuaku tak menaruh curiga ketika aku harus tetap tinggal di kontrakan. Ketika aku pamitan, Raihana berpesan, “Mas, untuk menambah biaya kelahiran anak kita, tolong nanti cairkan tabunganku yang ada di ATM. Aku taruh di bawah bantal, nomor pin-nya sama dengan tanggal pernikahan kita.”

Setelah Raihana tinggal bersama ibunya, aku sedikit lega. Setiap hari aku tidak bertemu dengan orang yang membuatku tidak nyaman. Entah apa sebabnya bisa demikian. Hanya saja aku sedikit repot, harus menyiapkan segalanya. Tapi toh bukan masalah bagiku, karena aku sudah terbiasa saat kuliah di Mesir.

Waktu terus berjalan, dan aku merasa enjoy tanpa Raihana. Suatu saat aku pulang kehujanan. Sampai rumah hari sudah petang, aku merasa tubuhku benar-benar lemas. Aku muntah-muntah, menggigil, kepala pusing dan perut mual. Saat itu terlintas di hati andaikan ada Raihana, dia pasti telah menyiapkan air panas, bubur kacang hijau, membantu mengobati masuk angin dengan mengeroki punggungku, lalu menyuruhku istirahat dan menutupi tubuhku dengan selimut.

Malam itu aku benar-benar tersiksa dan menderita. Aku terbangun jam enam pagi. Badan sudah segar. Tapi ada penyesalan dalam hati, aku belum sholat Isya dan terlambat sholat subuh. Baru sedikit terasa, andaikan ada Raihana tentu aku ngak meninggalkan sholat Isya, dan tidak terlambat sholat subuh.

Lintasan Raihana hilang seiring keberangkatan mengajar di kampus. Apalagi aku mendapat tugas dari universitas untuk mengikuti pelatihan mutu dosen mata kuliah bahasa Arab. Diantaranya tutornya adalah professor bahasa Arab dari Mesir. Aku jadi banyak berbincang dengan beliau tentang Mesir.

Dalam pelatihan aku juga berkenalan dengan Pak Qalyubi, seorang dosen bahasa Arab dari Medan. Dia menempuh S1-nya di Mesir. Dia menceritakan satu pengalaman hidup yang menurutnya pahit dan terlanjur dijalani. ”Apakah kamu sudah menikah?” kata Pak Qalyubi.

“Alhamdulillah, sudah,” jawabku.

“Dengan orang mana?”.

“Orang Jawa.”

“Pasti orang yang baik ya. Iya kan? Biasanya pulang dari Mesir banyak saudara yang menawarkan untuk menikah dengan perempuan shalehah. Paling tidak santriwati, lulusan pesantren. Istrimu dari pesantren?”.

“Pernah, alhamdulillah dia sarjana dan hafal Al Quran”.

“Kau sangat beruntung, tidak sepertiku.”

“Kenapa dengan Bapak?” “Aku melakukan langkah yang salah, seandainya aku tidak menikah dengan orang Mesir itu, tentu batinku tidak merana seperti sekarang”.

“Bagaimana itu bisa terjadi?.”

“Kamu tentu tahu kan gadis Mesir itu cantik-cantik, dan karena terpesona dengan kecantikanya saya menderita seperti ini. Ceritanya begini, saya seorang anak tunggal dari seorang yang kaya, saya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tua. Di sana saya bersama kakak kelas namanya Fadhil, orang Medan juga. Seiring dengan berjalannya waktu, tahun pertama saya lulus dengan predikat jayyid, predikat yang cukup sulit bagi pelajar dari Indonesia.

Demikian juga dengan tahun kedua. Karena prestasi saya, tuan rumah tempat saya tinggal menyukai saya. Saya dikenalkan dengan anak gadisnya yang bernama Yasmin. Dia tidak pakai jilbab. Pada pandangan pertama saya jatuh cinta, saya belum pernah melihat gadis secantik itu. Saya bersumpah tidak akan menikah dengan siapapun kecuali dia. Ternyata perasaan saya tidak bertepuk sebelah tangan. Kisah cinta saya didengar oleh Fadhil. Fadhil membuat garis tegas, akhiri hubungan dengan anak tuan rumah itu atau sekalian lanjutkan dengan menikahinya. Saya memilih yang kedua.

Ketika saya menikahi Yasmin, banyak teman-teman yang memberi masukan begini, sama-sama menikah dengan gadis Mesir, kenapa tidak mencari mahasiswi Al-Azhar yang hafal al-Quran, salehah, dan berjilbab. Itu lebih selamat dari pada dengan Yasmin yang awam pengetahuan agamanya. Tetapi saya tetap teguh untuk menikahinya. Dengan biaya yang tinggi saya berhasil menikahi Yasmin.

Yasmin menuntut diberi sesuatu yang lebih dari gadis Mesir. Perabot rumah yang mewah, menginap di hotel berbintang. Begitu selesai S-1 saya kembali ke Medan, saya minta agar asset yang di Mesir dijual untuk modal di Indonesia. Kami langsung membeli rumah yang cukup mewah di kota Medan.

Tahun-tahun pertama hidup kami berjalan baik, setiap tahunnya Yasmin mengajak ke Mesir menengok orang tuanya. Aku masih bisa memenuhi semua yang diinginkan Yasmin. Hidup terus berjalan, biaya hidup semakin nambah, anak kami yang ketiga lahir, tetapi pemasukan tidak bertambah. Saya minta Yasmin untuk berhemat. Tidak setiap tahun tetapi tiga tahun sekali, Yasmin tidak bisa.

Aku mati-matian berbisnis, demi keinginan Yasmin dan anak-anak terpenuhi. Sawah terakhir milik Ayah saya jual untuk modal. Dalam diri saya mulai muncul penyesalan. Setiap kali saya melihat teman-teman alumni Mesir yang hidup dengan tenang dan damai dengan istrinya. Bisa mengamalkan ilmu dan bisa berdakwah dengan baik. Dicintai masyarakat. Saya tidak mendapatkan apa yang mereka dapatkan. Jika saya pengin rending, saya harus ke warung. Yasmin tidak mau tahu dengan masakan Indonesia.

Kau tahu sendiri, gadis Mesir biasanya memanggil suaminya dengan namanya. Jika ada sedikit letupan, maka rumah seperti neraka. Puncak penderitaan saya dimulai setahun yang lalu. Usaha saya bangkrut, saya minta Yasmin untuk menjual perhiasannya, tetapi dia tidak mau. Dia malah membandingkan dirinya yang hidup serba kurang dengan sepupunya. Sepupunya mendapat suami orang Mesir.

Saya menyesal meletakkan kecantikan diatas segalanya. Saya telah diperbudak dengan kecantikannya. Mengetahui keadaan saya yang terjepit, ayah dan ibu mengalah. Mereka menjual rumah dan tanah, yang akhirnya mereka tinggal di ruko yang kecil dan sempit. Batin saya menangis. Mereka berharap modal itu cukup untuk merintis bisnis saya yang bangkrut. Bisnis saya mulai bangkit, Yasmin mulai berulah, dia mengajak ke Mesir. Waktu di Mesir itulah puncak tragedi yang menyakitkan. “Aku menyesal menikah dengan orang Indonesia, aku minta kau ceraikan aku, aku tidak bisa bahagia kecuali dengan lelaki Mesir.”

Kata Yasmin yang bagaikan geledek menyambar. Lalu tanpa dosa dia bercerita bahwa tadi di KBRI dia bertemu dengan temannya. Teman lamanya itu sudah jadi bisnisman, dan istrinya sudah meninggal.

Yasmin diajak makan siang, dan dilanjutkan dengan perselingkuhan. Aku pukul dia karena tak bisa menahan diri. Atas tindakan itu saya dilaporkan ke polisi. Yang menyakitkan adalah tak satupun keluarganya yang membelaku. Rupanya selama ini Yasmin sering mengirim surat yang berisi berita bohong.

Sejak saat itu saya mengalami depresi. Dua bulan yang lalu saya mendapat surat cerai dari Mesir sekaligus mendapat salinan surat nikah Yasmin dengan temannya. Hati saya sangat sakit, ketika si sulung menggigau meminta ibunya pulang.”

Mendengar cerita Pak Qalyubi membuatku terisak-isak. Perjalanan hidupnya menyadarkanku. Aku teringat Raihana. Perlahan wajahnya terbayang dimataku, tak terasa sudah dua bulan aku berpisah dengannya. Tiba-tiba ada kerinduan yang menyelinap dihati. Dia istri yang sangat shalehah. Tidak pernah meminta apapun. Bahkan yang keluar adalah pengabdian dan pengorbanan. Hanya karena kemurahan Allah aku mendapatkan istri seperti dia. Meskipun hatiku belum terbuka lebar, tetapi wajah Raihana telah menyala di dindingnya. Apa yang sedang dilakukan Raihana sekarang? Bagaimana kandungannya? Sudah delapan bulan. Sebentar lagi melahirkan. Aku jadi teringat pesannya. Dia ingin agar aku mencairkan tabungannya.

Pulang dari pelatihan, aku menyempatkan ke toko baju muslim, aku ingin membelikannya untuk Raihana, juga daster, dan pakaian bayi. Aku ingin memberikan kejutan, agar dia tersenyum menyambut kedatanganku. Aku tidak langsung ke rumah mertua, tetapi ke kontrakan untuk mengambil uang tabungan, yang disimpan di bawah bantal. Di bawah kasur itu kutemukan kertas merah jambu. Hatiku berdesir, darahku terkesiap. Surat cinta siapa ini, rasanya aku belum pernah membuat surat cinta untuk istriku. Jangan-jangan ini surat cinta istriku dengan lelaki lain. Gila! Jangan-jangan istriku serong.

Dengan rasa takut kubaca surat itu satu persatu. Dan Rabbi, ternyata surat-surat itu adalah ungkapan hati Raihana yang selama ini aku zhalimi. Ia menulis, betapa ia mati-matian mencintaiku, meredam rindunya akan belaianku. Ia menguatkan diri untuk menahan nestapa dan derita yang luar biasa. Hanya Allah lah tempat ia meratap melabuhkan dukanya. Dan ya Allah, ia tetap setia memanjatkan doa untuk kebaikan suaminya. Dan betapa dia ingin hadirnya cinta sejati dariku.

“Rabbi dengan penuh kesyukuran, hamba bersimpuh di hadapan-Mu. Lakal hamdu ya Rabb. Telah Kau muliakan hamba dengan al-Quran. Kalaulah bukan karena karunia-Mu yang agung ini, niscaya hamba sudah terperosok ke dalam jurang kenistaan. Ya Rabbi, curahkan tambahan kesabaran dalam diri hamba,” tulis Raihana.

Dalam akhir tulisannya Raihana berdoa, “Ya Allah inilah hamba-Mu yang kerdil penuh noda dan dosa kembali datang mengetuk pintu-Mu, melabuhkan derita jiwa ini ke hadirat-Mu. Ya Allah sudah tujuh bulan ini hamba-Mu ini hamil penuh derita dan kepayahan. Namun kenapa begitu tega suami hamba tak mempedulikanku dan menelantarkanku. Masih kurang apa rasa cinta hamba padanya. Masih kurang apa kesetiaanku padanya. Masih kurang apa baktiku padanya? Ya Allah, jika memang masih ada yang kurang, ilhamkanlah pada hamba-Mu ini cara berakhlak yang lebih mulia lagi pada suamiku.

Ya Allah, dengan rahmatMu hamba mohon jangan murkai dia karena kelalaiannya. Cukup hamba saja yang menderita. Maafkanlah dia, dengan penuh cinta hamba masih tetap menyayanginya. Ya Allah berilah hamba kekuatan untuk tetap berbakti dan memuliakannya. Ya Allah, Engkau maha Tahu bahwa hamba sangat mencintainya karena-Mu. Sampaikanlah rasa cinta ini kepadanya dengan cara-Mu. Tegurlah dia dengan teguran-Mu. Ya Allah dengarkanlah doa hamba-Mu ini. Tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau.”

Tak terasa air mataku mengalir, dadaku terasa sesak oleh rasa haru yang luar biasa. Tangisku meledak. Dalam tangisku semua kebaikan Raihana terbayang. Wajahnya yang baby face dan teduh, pengorbanan dan pengabdiannya yang tiada putusnya, suaranya yang lembut, tangannya yang halus bersimpuh memeluk kakiku, semuanya terbayang mengalirkan perasaan haru dan cinta. Dalam keharuan terasa ada angin sejuk yang turun dari langit dan merasuk dalam jiwaku. Seketika itu pesona Cleopatra telah memudar berganti cinta Raihana yang datang di hati. Rasa sayang dan cinta pada Raihan tiba-tiba begitu kuat mengakar dalam hatiku. Cahaya Raihana terus berkilat-kilat di mata. Aku tiba-tiba begitu merindukannya. Segera kukejar waktu untuk membagi cintaku dengan Raihana.

Kukebut kendaraanku. Kupacu kencang seiring dengan air mataku yang menetes sepanjang jalan. Begitu sampai di halaman rumah mertua, nyaris tangisku meledak. Kutahan dengan nafas panjang dan kuusap air mataku. Melihat kedatanganku, ibu mertuaku memelukku dan menangis tersedu- sedu. Aku jadi heran dan ikut menangis.

“Mana Raihana Bu?”. Ibu mertua hanya menangis dan menangis. Aku terus bertanya apa

sebenarnya yang telah terjadi.

“Raihana…, istrimu….istrimu dan anakmu yang di kandungnya”.

“Ada apa dengan dia?”

“Dia telah tiada.”

“Ibu berkata apa!”

“Istrimu telah meninggal seminggu yang lalu. Dia terjatuh di kamar mandi. Kami membawanya ke rumah sakit. Dia dan bayinya tidak selamat. Sebelum meninggal, dia berpesan untuk memintakan maaf atas segala kekurangan dan kekhilafannya selama menyertaimu. Dia meminta maaf karena tidak bisa membuatmu bahagia. Dia meminta maaf telah dengan tidak sengaja membuatmu menderita. Dia minta kau meridhionya”. Hatiku bergetar hebat. “Kenapa ibu tidak memberi kabar padaku?”.


“Ketika Raihana di bawa ke rumah sakit, aku telah mengutus seseorang untuk menjemputmu di rumah kontrakan, tapi kamu tidak ada. Dihubungi ke kampus katanya kamu sedang mengikuti pelatihan. Kami tidak ingin mengganggumu. Apalagi Raihana berpesan agar kami tidak mengganggu ketenanganmu selama pelatihan. Dan ketika Raihana meninggal kami sangat sedih, jadi maafkanlah kami.”

Aku menangis tersedu-sedu. Hatiku pilu. Jiwaku remuk. Ketika aku merasakan cinta Raihana, dia telah tiada. Ketika aku ingin menebus dosaku, dia telah meninggalkanku. Ketika aku ingin memuliakannya dia telah tiada. Dia telah meninggalkan aku tanpa memberi kesempatan padaku untuk sekedar minta maaf dan tersenyum padanya. Tuhan telah menghukumku dengan penyesalan dan perasaan bersalah tiada terkira. Ibu mertua mengajakku ke sebuah gundukan tanah yang masih baru di kuburan pinggir desa. Di atas gundukan itu ada dua buah batu nisan. Nama dan hari wafat Raihana tertulis disana. Aku tak kuat menahan rasa cinta, haru, rindu dan penyesalan yang luar biasa. Aku ingin Raihana hidup kembali. Dunia tiba-tiba gelap semua.

-----------------------------------

Selengkapnya...

Jumat, 10 Oktober 2008

Wanita

Suatu hari, seorang anak bertanya kepada ibunya, "Ibu, mengapa ibu menangis?"
Ibunya menjawab, "Sebab ibu adalah perempuan, nak." "Saya tidak mengerti ibu," kata si anak. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kau memang tak akan mengerti…"
Kemudian si anak bertanya kepada ayahnya. "Ayah, mengapa ibu menangis?" "Ibumu menangis tanpa sebab yang jelas," sang ayah menjawab. "Semua perempuan memang sering menangis tanpa alasan."
Si anak membesar menjadi remaja, dan dia tetap terus bertanya-tanya, mengapa perempuan menangis? Hingga pada suatu malam, dia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, "Ya Allah, mengapa perempuan mudah menangis?" Dalam mimpinya dia merasa seolah-olah mendengar jawapannya:

"Saat Ku ciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
"Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulangkali menerima cerca dari si bayi itu apabila dia telah membesar.
"Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa.
"Ku berikan kesabaran jiwa untuk merawat keluarganya walau dia sendiri letih, walau sakit, walau penat, tanpa berkeluh kesah.
"Kuberikan wanita perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam apa jua keadaan dan situasi. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada anak- anak yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didakap dengan lembut olehnya.
"Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sukar dan menjadi pelindung baginya. Sebab bukannya tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak.
"Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyedarkan bahawa suami yang baik adalah yang tidak pernah melukai isterinya. Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.
"Dan akhirnya, Kuberikan wanita air mata, agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus kepada wanita, agar dapat dia gunakan bila-bila masa pun dia inginkan. Ini bukan kelemahan bagi wanita, kerana sebenarnya air mata ini adalah "air mata kehidupan.
Ketika bangun si anak tersenyum, dia merasa bangga akan sosok seorang wanita. dia berazam akan senantiasa menghormati kaum wanita, baik ibunya, istrinya kelak dan anak2 perempuannya disuatu hari nanti.


salut buat manusia yang diciptakan Allaah sebagai seorang wanita, love u mom...

Selengkapnya...

Berlian itu yg bernama Hati dan Amal

Tiga orang yang terkena penyakit itu pun didatangi oleh seorang malaikat. Malaikat tersebut bertanya pada orang pertama "Apakah kamu menginginkan sesuatu?". Orang tersebut menjawab, "Aku menginginkan kesembuhan dari penyakit kustaku ini, aku ingin memiliki kulit yang bagus dan indah" jawabnya. Lalu malaikat tersebut mengusap tubuhnya, maka penyakitnya pun sembuh dan ia diberi kulit yang sehat dan warna yang indah. Malaikat bertanya lagi: "Harta apa yang paling kamu senangi?" Orang itu menjawab, "Unta". Lalu ia diberi unta yang hampir melahirkan lalu malaikat berkata: "Semoga Allah memberkahinya untukmu".

Kemudian malaikat tersebut mendatangi orang kedua dan bertanya: "Apa sesuatu yang paling kamu sukai?" Orang itu menjawab: "Aku ingin penyakitku sembuh. Aku ingin memiliki rambut yang indah". Lalu malaikat mengusapnya, maka penyakitnya pun sembuh dan ia diberi rambut yang indah. Malaikat bertanya lagi: "Harta apa yang paling kamu senangi?" ia menjawab: "Sapi". Maka ia diberi sapi bunting, "Semoga Allah memberkahinya untukmu" kata malaikat kepadanya.

Kemudian malaikat mendatangi seseorang yang buta, lalu bertanya: "Apa kamu menyukai sesuatu?" Ia menjawab: "Aku ingin Allah mengembalikan penglihatanku, sehingga aku dapat melihat manusia". Maka malaikat mengusapnya, sehingga penglihatannya kembali normal. Malaikat itu bertanya lagi: "Harta apa yang paling kamu sukai?" Ia menjawab: "Kambing". Maka ia diberi kambing yang siap beranak.

Masa berlalu, hari pun berganti, semua binatang ternak yang telah diberikan kepada mereka berkembang-biak dan beranak-pinak.

Suatu hari sang malaikat kembali mendatangi orang yang dahulu berpenyakit kusta dalam bentuk seseorang yang terkena penyakit kusta lalu berkata: "Saya adalah orang miskin yang kehabisan bekal dalam perjalananku, tak ada lagi yang bisa saya harapkan kecuali Allah dan Anda. Demi Tuhan yang telah memberimu karunia berupa kulit yang indah, warna yang bagus, serta harta benda, aku minta seekor unta untuk membantuku dalam perjalanan". Orang itu menjawab: "Masih banyak sekali kewajiban yang harus kubayar". Maka malaikat itu berkata kepadanya: "Sepertinya saya mengenal Anda, bukankah Anda yang dahulu berpenyakit kusta sehingga manusia merasa jijik terhadap Anda, serta yang dahulu fakir lalu diberi harta oleh Allah?" Orang itu berkata: "Hartaku ini adalah warisan orang tuaku". Malaikat berkata: "Kalau kamu berdusta, semoga Allah menjadikan kamu seperti dahulu lagi".

Setelah itu malaikat tadi mendatangi orang yang dahulu botak dalam bentuknya seperti dahulu lalu berkata kepadanya seperti apa yang dikatakannya kepada orang yang pertama, dan orang itu pun memberikan jawaban sama dengan orang yang pertama. Maka malaikat berkata: "Jika kamu berdusta, semoga Allah menjadikan kamu seperti dahulu lagi".

Kemudian malaikat mendatangi orang yang dahulu buta dalam bentuk seorang yang buta lalu berkata: "Saya adalah orang miskin yang mengembara dan kehabisan bekal dalam perjalananku, tak ada yang bisa saya harapkan kepada Allah dan Anda. Demi Tuhan yang telah memulihkan penglihatanmu, aku minta seekor kambing untuk membantuku dalam perjalanan". Orang itu berkata: "Dahulu aku buta sepertimu, lalu Allah memulihkan penglihatanku, maka ambillah seberapa banyak yang kamu butuhkan. Demi Allah, aku tidak akan membebanimu untuk mengembalikan sesuatu yang telah kamu ambil untuk Allah". Maka malaikat berkata: "Ambillah hartamu itu semua, karena kalian sebenarnya hanya sekedar diuji, kamu telah diridhai Tuhan, sedangkan kedua sahabatmu telah dimurkai Allah". HR. Bukhari.

Di dunia ini setiap orang boleh jadi berangan-angan setinggi langit dan membangun mimpi di alam khayalan sekuat daya imajinasinya, angan-angan memiliki harta yang melimpah, istri yang cantik, tubuh yang ideal, wajah yang tampan, kulit yang bersih, rambut yang indah dan sejuta impian lainnya. Namun pernahkah seseorang menyadari bahwa ketika Allah menetapkan bagi setiap hamba-Nya bagiannya masing-masing sesuai dengan porsinya, Allah menyimpan jutaan hikmah yang tersembunyi. Siapakah yang dapat menjamin bahwa ketika seseorang diberikan karunia harta yang melimpah ia masih mau mengeluarkan zakat dan infak. Siapakah yang tahu bahwa ketika ia dikaruniakan keindahan jasad ia bisa terlepas dari sifat sombong. Siapa yang menjamin ketika dihadiahkan kepadanya istri yang cantik ataupun kenikmatan materi lainnya ia masih bisa bersyukur dan tidak lupa diri. Oleh karena itu Rasulullah saw memperingatkan umatnya, "Lihatlah mereka yang keadaannya di bawah kalian, dan jangan kalian lihat mereka yang keadaannya di atas kalian, karena hal itu hanya akan membuatmu tidak bersyukur atas nikmat Allah". Sebuah nasehat yang singkat, padat, namun penuh makna. Memang, mendongakkan kepala ke atas hanya akan menambah sakit di leher. Bermimpi dan berangan-angan tidak akan merubah ketentuan Allah. Rasulullah juga mengajarkan agar kita tidak tertipu oleh keindahan fisik ataupun kekayaan materi. Andaikan yang dinilai oleh Allah adalah keindahan fisik setiap manusia, tentu orang yang paling merugi di akhirat adalah orang-orang yang cacat atau tidak memiliki fisik yang sempurna. Andaikan yang menjadi ukuran keberuntungan manusia adalah terletak pada harta tentu orang paling merugi di dunia dan akhirat adalah orang miskin. Padahal tak ada seorang pun yang menginginkan dirinya terlahir dalam keadaan tidak sempurna. Sekedar meminjam istilah Aa Gym, bahwa setiap orang terlahir ke dunia adalah tanpa pesanan. Andaikan setiap orang dapat memesan tentu ia akan memesan fisik yang sempurna seperti nabi Yusuf, atau memesan kekayaan sebanyak yang dimiliki oleh Qarun, atau kerajaan yang dimiliki oleh Nabi Sulaiman. Namun Allah lebih tahu maslahat bagi setiap hamba-Nya.

Sesuatu yang dinilai oleh Allah bukanlah sesuatu yang sudah ditetapkan dari "sana" yang sifatnya permanen atau konstanta. Akan tetapi yang menjadi ukuran di sisi Allah adalah sesuatu yang bersifat universal yang dapat dicapai oleh setiap orang. Ya, memang sebuah ukuran yang standar harus bersifat universal dan dapat dicapai oleh setiap orang. Seburuk apapun fisik seseorang, ia masih memiliki hati, semiskin apapun seseorang, ia masih diberikan kesempatan untuk beramal. Hati dan amal, itulah yang menjadi standar keberuntungan atau kerugian seseorang. "Allah tidak melihat fisik dan wajah kalian, akan tetapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian".

Maha suci Allah. Allah adalah Maha Adil. Dia tak pernah menzalimi hamba-Nya sedikitpun. Sekecil apapun perbuatan yang dilakukan oleh hamba-Nya, Dia sudah menjanjikan balasannya. Baik itu berupa kebaikan maupun keburukan semuanya sudah ada tempat kembalinya.

Dunia sudah dibagi. Ketentuan materi telah terhenti. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering. Tak ada lagi yang bisa menjadi harapan kecuali sesuatu yang sifatnya dapat diperbarui. Setiap orang diberi kesempatan dan pilihan yang sama, antara menjadi orang beriman atau tidak, antara orang bersyukur atau kufur, antara taat atau maksiat, antara orang memilih jalan petunjuk atau mengikuti hawa nafsu. Semuanya sudah tersedia sekaligus tempat kembali dan balasannya. Tak ada paksaan dalam memilih semua itu.

"Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir."
"Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya".

Di dunia ini tak ada yang kekal selamanya. Semua yang bernyawa akan mati. Semua yang muda akan tua. Setiap yang kuat akan menjadi lemah. Setiap yang memiliki keindahan tubuh akan rusak, yang cantik akan pudar kecantikannya seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia, yang tampan dan gagah perkasa akan menjadi renta tak berdaya di waktu tua. Kita semua hanya menunggu giliran menjadi santapan cacing-cacing kuburan. Tak ada yang dapat menyelamatkan kita setelah nyawa terlepas dari tubuh melainkan dua hal: hati dan amalan. Di dunia hanya mampir, sedangkan kampung akhirat itulah kehidupan sesungguhnya. Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang merugi di akhirat. Amin.

Selengkapnya...

Kisah 3 orang pemuda dalam goa

Dari Nafi' diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada tiga orang dari umat sebelum kalian yang sedang mengadakan perjalanan. Tiba-tiba mereka ditimpa oleh hujan, maka mereka berteduh di dalam sebuah gua. (Tanpa disangka), gua tersebut menyekap mereka, (karena pintunya tertutup oleh sebuah batu besar). Maka ada sebagian dari mereka yang berkata kepada yang lain: "Demi Allah, tidak akan ada yang dapat menyelamatkan kalian kecuali sifat jujur (keikhlasan), oleh karenanya, saya harap agar masing-masing kalian berdo'a (kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala) dengan perantara (wasilah) suatu amal yang dia yakin dikerjakan dengan penuh kejujuran (keikhlasan).

Seorang dari mereka berdo'a: "Ya Allah, Engkau tahu bahwa dulu aku punya seorang pekerja yang bekerja padaku dengan imbalan 3 gantang padi. Tapi, tiba-tiba dia pergi dan tidak mengambil upahnya. Kemudian aku ambil padi tersebut lalu aku tanam dan dari hasilnya aku belikan seekor sapi. Suatu saat, dia datang kepadaku untuk menagih upahnya. Aku katakan padanya, 'Pergilah ke sapi-sapi itu dan bawalah dia'. Dia balik berkata, 'Upahku yang ada padamu hanyalah 3 gantang padi'. Maka aku jawab, 'Ambillah sapi-sapi itu, sebab sapi-sapi itu hasil dari padi yang tiga gantang dulu'. Akhirnya dia ambil juga. (Ya Allah), bila Engkau tahu bahwa apa yang aku perbuat itu hanya karena aku takut kepadaMu, maka keluarkanlah kami (dari gua ini)." Tiba-tiba batu besar (yang menutupi gua itu) bergeser.
Seorang lagi berdo'a: "Ya Allah, Engkau tahu bahwa aku mempunyai bapak-ibu yang sudah tua. Setiap malam aku membawakan untuk keduanya susu dari kambingku. Suatu malam aku datang terlambat pada mereka. Aku datang kala mereka sudah tidur lelap. Saat itu, isteri dan anak-anakku berteriak kelaparan. Biasanya aku tidak memberi minum buat mereka sehingga kedua orang tuaku terlebih dahulu minum. Aku enggan membangunkan mereka, aku juga enggan meninggalkan mereka sementara mereka butuh minum susu tersebut. Maka, aku tunggu mereka (bangun) sampai fajar menyingsing. (Ya Allah), bila Engkau tahu bahwa hal tersebut aku kerjakan hanya karena takut padaMu, maka keluarkanlah kami (dari gua ini). Tiba-tiba batu besar itu bergeser lagi.
Yang lain lagi juga berdo'a: "Ya Allah, Engkau tahu aku mempunyai saudari sepupu (puteri paman), dia adalah wanita yang paling aku cintai. Aku selalu menggoda dan membujuknya (berbuat dosa) tapi dia menolak. Hingga akhirnya aku memberinya (pinjaman) 100 dinar. (Jelasnya), dia memohon uang pinjaman dariku (karena dia sangat membutuhkan dan terpaksa), maka (aku jadikan hal itu sebagai hilah untuk mendapatkan kehormatannya). Maka aku datang kepadanya membawa uang tersebut lalu aku berikan kepadanya, akhirnya dia pun memberiku kesem-patan untuk menjamah dirinya. Ketika aku duduk di antara kedua kakinya, dia berkata, 'Bertakwalah engkau kepada Allah, janganlah engkau merusak cincin kecuali dengan haknya'. Maka dengan segera aku berdiri dan keluar meninggalkan uang 100 dinar itu (untuknya). Ya Allah, bila Engkau tahu bahwa apa yang aku kerjakan itu hanya karena aku takut kepadaMu, maka keluarkanlah kami (dari gua ini)". Tiba-tiba bergeserlah batu itu sekali lagi, dan Allah pun mengeluarkan mereka . (HR. Al-Bukhari dan Muslim

Selengkapnya...

Berkat kejujuran

Syeikh Abdul Kadir semasa berusia 18 tahun meminta izin ibunya merantau ke Baghdad untuk menuntut ilmu agama. Ibunya tidak menghalang cita-cita murni Abdul Kadir meskipun keberatan melepaskan anaknya berjalan sendirian beratus-ratus batu. Sebelum pergi ibunya berpesan supaya jangan berkata bohong dalam apa jua keadaan. Ibunya membekalkan wang 40 dirham dan dijahit di dalam pakaian Abdul Kadir. Selepas itu ibunya melepaskan Abdul kadir pergi bersama-sama satu rombongan yang kebetulan hendak menuju ke Baghdad.

Dalam perjalanan, mereka telah diserang oleh 60 orang penyamun. Habis harta kafilah dirampas tetapi penyamun tidak mengusik Abdul Kadir kerana menyangka dia tidak mempunyai apa-apa. Salah seorang perompak bertanya Abdul Kadir apa yang dia ada. Abdul Kadir menerangkan dia ada wang 40 dirham di dalam pakaiannya. Penyamun itu hairan dan melaporkan kepada ketuanya. Pakaian Abdul Kadir dipotong dan didapati ada wang sebagaimana yang diberitahu.

Ketua penyamun bertanya kenapa Abdul Kadir berkata benar walaupun diketahui wangnya akan dirampas? Abdul Kadir menerangkan yang dia telah berjanji kepada ibunya supaya tidak bercakap bohong walau apa pun yang berlaku. Apabila mendengar dia bercakap begitu, ketua penyamun menangis dan menginsafi kesalahannya. Sedangkan Abdul Kadir yang kecil tidak mengingkari kata-kata ibunya betapa dia yang telah melanggar perintah Allah sepanjang hidupnya. Ketua penyamun bersumpah tidak akan merompak lagi. Dia bertaubat di hadapan Abdul Kadir diikuti oleh pengikut-pengikutnya.

Selengkapnya...

Jumat, 03 Oktober 2008

Tawakal merupakan senjata

Khutbah yang pertama

oleh: Abu Muhammad Abdul Mu’thi Al Maidani

Wahai para hamba Allah, sidang jum’at yang dimuliakan oleh Allah …

Sesungguhnya kehidupan manusia di dunia ini akan dipenuhi oleh berbagai cobaan dan rintangan. Maka tak ada tempat berlindung kecuali hanya kepada Allah semata. Setiap urusan dan perkara bergantung kepada kehendak dan kekuaasan-Nya. Tak ada yang bisa memberi kemaslahatan dan menghindarkan dari bahaya kecuali hanya Dzat-Nya dan tak ada sekutu bagi-Nya.
Oleh karena itu, bertawakal kepada Allah merupakan senjata ampuh bagi kaum mukminin dalam menghadapi berbagai tantangan hidup yang waktu demi waktu semakin tajam. Allah menegaskan di dalam Al-Qur’an:

وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
“ dan hanya kepada Allah, kaum mukminin bertawakal.” (Ali Imran: 122)
Ayat ini menunjukkan bahwa bagi kaum mukminin, tak ada yang bisa memberikan rasa aman, kemaslahatan, dan perlindungan dari berbagai marabahaya, kecuali hanya Allah semata. Allah ta’ala berfirman:
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ
“Kemudian jika kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.” (Ali Imran: 159)

Sesungguhnya setiap urusan yang akan diperbuat oleh setiap hamba sangat membutuhkan kepada pertolongan dan kemudahan dari Allah Ta’ala. Yang bisa mewujudkannya hanya Allah saja dan tidak yang selainnya. Maka bagi kaum mukminin, Allah Ta’ala merupakan tempat menggantungkan diri dalam menghadapi segala urusan yang mereka lakukan di dunia ini. Sehingga keinginan, harapan, dan tujuan mereka tercapai dan terpenuhi dengan seizin Allah.
Sebagai bentuk tawakal kepada Allah, hendaknya setiap perkara baik yang akan dilakukan oleh seorang mukmin, diawali dengan ucapan ’bismillah’ untuk memohon pertolangan dan kemudahan dari Allah. Inilah madzhab ahlus sunnah dalam memaknai ucapan ’bismillah’ dari seorang hamba yang tunduk kepada Dzat yang Maha kuasa.
Allah ta’ala berfirman:
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (Ath-Thalaq: 3)

Maka seluruh perkara berada di tangan Allah yang memiliki seluruh alam ini. Allah ta’ala berfirman:
وَلِلَّهِ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
“Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi, kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan seluruhnya, maka sembahlah dia, dan bertawakallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Robmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.” (Hud: 123)

Khutbah yang kedua

Wahai para hamba Allah, sidang jum’at yang dimuliakan oleh Allah …

Dalam sebuah hadits, dari sahabat Abu huroiroh radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيّ خَيْرٌ وَأَحَبّ إِلَىَ اللّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضّعِيفِ. وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ.
“Seorang mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah daripada seorang mukmin yang lemah, dan pada masing-masingnya ada kebaikan.” (HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa kekuatan seorang hamba adalah pada keimanannya. Oleh sebab itu, Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengkaitkan keimanan dengan kekuatan seorang hamba. Maka jika keimanan seorang hamba bertambah kuat, niscaya dirinya akan semakin dicintai oleh Allah daripada seorang hamba yang lemah keimanannya.
Lalu darimanakah bermula kekuatan iman bagi seorang hamba? Kekuatan iman yang sangat besar akan lahir dari bertawakal kepada Allah. Sebagaimana yang diucapkan oleh sebagian salaf: “Barangsiapa yang ingin menjadi seorang hamba yang kuat (keimanannya), maka hendaklah dia bertawakal kepada Allah”. Ucapan ini mensiratkan bahwa tawakal kepada Allah mendatangkan kebaikan-kebaikan dunia dan akhirat. Itulah sebabnya, keimanan seorang hamba akan menjadi kuat dengan bertawakal kepada Allah subhanahu wa Ta’ala.
Tawakal di dalam Islam memiliki kedudukan yang cukup tinggi. Ibnu Qayyim rohimahulah berkata dalam kitabnya ”Madarijus Salikin”: “Bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan setengah dari agama”. Ini menunjukkan bahwa bertawakal kepada Allah memiliki kedudukan yang sangat tinggi di dalam Islam.
Apakah yang dimaksud dengan bertawakal kepada Allah? Bertawakal kepada Allah yaitu seorang hamba benar-benar menyandarkan dan mempasrahkan dirinya kepada Allah di dalam menggapai berbagai kemaslahatan atau menolak berbagai marabahaya, baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Maka inilah yang disebut dengan bertawakal kepada Allah. Dengan bertawakal kepada Allah, seorang hamba akan memiliki kekuatan iman dalam meraih seluruh yang dinginkannya dari segala kebaikan dunia maupun akherat.
Allah ta’ala berfirman:
وَاتَّقُوا اللَّهَ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
“Dan bertakwalah kalian kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakal.” (Al-Maidah: 11)
Bagi seorang yang tidak bertawakal kepada Allah, maka cobaan yang kecil sekalipun akan mampu menggoncangkan keimanannya. Perkara yang sedikit sekalipun akan bisa memalingkannya dari menghadap Allah ta’ala. Semua itu karena dia telah kehilangan tawakal kepada Allah secara keseluruhan atau sebagiannya.
Pernyataan Allah pada ayat diatas: “Dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakal”, ini menunjukkan bahwa seorang yang lemah keimanannya akan berkurang tawakalnya dan seorang yang lemah tawakalnya akan berkurang keimanannya. Maka tidak ada keimanan bagi seorang yang sama sekali tidak bertawakal kepada Allah.
Wallahua’lam bi shawab.
Selengkapnya...

Bacaan Sholat

DOA IFTITAH

ALLAAHU AKBARU KABIIRAA WAL HAMDU LILLAAHI KATSIIRAA WASUBHAANALLAAHI BUKRATAW WAASHIILAA.

Allah Maha Besar, Maha Sempurna Kebesaran-Nya. Segala Puji Bagi Allah, Pujian Yang Sebanyak-Banyaknya. Dan Maha Suci Allah Sepanjang Pagi Dan Petang.

INNII WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZII FATHARAS SAMAAWAATI WAL ARDHA HANIIFAM MUSLIMAW WAMAA ANA MINAL MUSYRIKIIN.

Kuhadapkan Wajahku Kepada Zat Yang Telah Menciptakan Langit Dan Bumi Dengan Penuh Ketulusan Dan Kepasrahan Dan Aku Bukanlah Termasuk Orang-Orang Yang Musyrik.

INNA SHALAATII WANUSUKII WAMAHYAAYA WAMAMAATII LILLAAHIRABBIL ‘AALAMIIN.

Sesungguhnya Sahalatku, Ibadahku, Hidupku Dan Matiku Semuanya Untuk Allah, Penguasa Alam Semesta.

LAA SYARIIKA LAHUU WA BIDZAALIKA UMIRTU WA ANA MINAL MUSLIMIIN.

Tidak Ada Sekutu Bagi-Nya Dan Dengan Demikianlah Aku Diperintahkan Dan Aku Termasuk Orang-Orang Islam.

AL-FATIHAH

BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

AL HAMDU LILLAAHI RABBIL ‘AALAMIIN.

Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Semesta Alam.

ARRAHMAANIR RAHIIM.

Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

MAALIKIYAUMIDDIIN.

Penguasa Hari Pembalasan.

IYYAAKA NA’BUDU WAIYYAAKA NASTA’IINU.

Hanya Kepada-Mu lah Aku Menyembah Dan Hanya Kepada-Mu lah Aku Memohon Pertolongan.

IHDINASH SHIRAATHAL MUSTAQIIM.

Tunjukilah Kami Jalan Yang Lurus.

SHIRAATHAL LADZIINA AN’AMTA ‘ALAIHIM GHAIRIL MAGHDHUUBI ‘ALAIHIM WALADHDHAALLIIN. AAMIIN.

Yaitu Jalannya Orang-Orang Yang Telah Kau Berikan Nikmat, Bukan Jalannya Orang-Orang Yang Kau Murkai Dan Bukan Pula Jalannya Orang-Orang Yang Sesat.

R U K U’

SUBHAANA RABBIYAL ‘ADZIIMI WA BIHAMDIH. - 3 x

Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung Dan Dengan Memuji-Nya.

I’TIDAL

SAMI’ALLAAHU LIMAN HAMIDAH.

Semoga Allah Mendengar ( Menerima ) Pujian Orang Yang Memuji-Nya ( Dan Membalasnya ).

RABBANAA LAKAL HAMDU MIL’US SAMAAWATI WA MIL ‘ULARDHI WA MIL ‘UMAASYI’TA MIN SYAI’IN BA’DU.

Wahai Tuhan Kami ! Hanya Untuk-Mu lah Segala Puji, Sepenuh Langit Dan Bumi Dan Sepenuh Barang Yang Kau Kehendaki Sesudahnya.

SUJUD

SUBHAANA RABBIYAL A‘LAA WA BIHAMDIH. - 3 x

Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi Dan Dengan Memuji-Nya.

DUDUK DIANTARA DUA SUJUD

RABBIGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WARFA’NII WARZUQNII WAHDINII WA’AAFINII WA’FU ‘ANNII.

Ya Tuhanku ! Ampunilah Aku, Kasihanilah Aku, Cukupkanlah ( Kekurangan )-Ku, Angkatlah ( Derajat )-Ku, Berilah Aku Rezki, Berilah Aku Petunjuk, Berilah Aku Kesehatan Dan Maafkanlah ( Kesalahan )-Ku.

TASYAHUD AWAL

ATTAHIYYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWATUTH THAYYIBAATU LILLAAH.

Segala Kehormatan, Keberkahan, Rahmat Dan Kebaikan Adalah Milik Allah.

ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH.

Semoga Keselamatan, Rahmat Allah Dan Berkah-Nya ( Tetap Tercurahkan ) Atas Mu, Wahai Nabi.

ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBADADILLAAHISH SHAALIHIIN.

Semoga Keselamatan ( Tetap Terlimpahkan ) Atas Kami Dan Atas Hamba-Hamba Allah Yang Saleh.

ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH.

Aku Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah. Dan Aku Bersaksi Bahwa Muhammad Adalah Utusan Allah.

ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD.

Wahai Allah ! Limpahkanlah Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad !.

TASYAHUD AKHIR

ATTAHIYYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWATUTH THAYYIBAATU LILLAAH.

Segala Kehormatan, Keberkahan, Rahmat Dan Kebaikan Adalah Milik Allah.

ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH.

Semoga Keselamatan, Rahmat Allah Dan Berkah-Nya ( Tetap Tercurahkan ) Atas Mu, Wahai Nabi.

ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBADADILLAAHISH SHAALIHIIN.

Semoga Keselamatan ( Tetap Terlimpahkan ) Atas Kami Dan Atas Hamba-Hamba Allah Yang Saleh.

ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH.

Aku Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah. Dan Aku Bersaksi Bahwa Muhammad Adalah Utusan Allah.

ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD ( tasyahud awal ) WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD.

Wahai Allah ! Limpahkanlah Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad Dan Kepada Keluarga Penghulu Kami Nabi Muhammad.

KAMAA SHALLAITAA ‘ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIIM WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM.

Sebagaimana Telah Engkau Limpahkan Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan Kepada Keluarganya.

WA BAARIK ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD.

Dan Limpahkanlah Berkah Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad Dan Kepada Keluarganya.

KAMAA BAARAKTA ‘ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIIM WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM.

Sebagaimana Telah Engkau Limpahkan Berkah Kepada Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan Kepada Keluarganya.

FIL ‘AALAMIINA INNAKA HAMIIDUMMAJIID. YAA MUQALLIBAL QULUUB. TSABBIT QALBII ‘ALAA DIINIK.

Sungguh Di Alam Semesta Ini, Engkau Maha Terpuji Lagi Maha Mulia. Wahai Zat Yang Menggerakkan Hati. Tetapkanlah Hatiku Pada Agama-Mu.

Selengkapnya...

Sabtu, 27 September 2008

Air mata Rasulullah – detik-detik Rasulullah SAW Menghadapi Sajaratul Maut

Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohi Allah melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung2 gurun enggan mengepakkan sayapnya. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah, “ Wahai ummatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertaqwalah kepadaNya. Kuwariskan dua perkara pada kalian; Al-Quran dan Sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak oran-orang yang mencintaiku, akan masuk ke dalam syurga bersama-sama ku.” Khutbah singkat diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu-persatu.



Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghelakan nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang , saatnya sudah tiba. “Rasullullah akan meninggalkan kita semua,” keluh hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang dalam keadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Di saat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik yang berlalu. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang keringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.



Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam.” Kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.



Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada Fatimah, “Siapakan itu wahai anakku?” “Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini melihatnya.” Tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut.” Kata Rasulullah. Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri , tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya . kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap sedia di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.



“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah. “ Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatangan mu.” Kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. “Engkau tidak senang mendengar khabar ini?”tanya Jibril lagi. “Khabarkan kepada ku bagaimana nasib umatku kelak?” “Jangan khuwatir, wahai Rasulullah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: “kuharamkan syurga bagi sesiapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril.



Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkn muka. “Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkn wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. “ Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril.



Sebentar kemudian, terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua seksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.” Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. “ Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku”- “Peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”



Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukkan. Fatimah menutupkan tangan diwajahnya dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatii”- “Umatku, umatku, umatku”. Dan berakhirlah hidup seorang manusia yang mulia yang memberi sinaran itu.



Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholi ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihin.. betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Kirinkan kepada sahabat-sahabat muslim yang lain agar timbul kesedaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan RasulNya mencintai kita. Kerana, sesungguhnya selain daripada itu hanya fana belaka….

Selengkapnya...

Jumat, 26 September 2008

Nabi Ibrahim a.s. Dibakar oleh Raja Namrud

Di sebuah kota yang bernama Kota Babylon, semua orang yang tinggal di dalam kota tersebut berkeyakinan dan menyembah suatu Tuhan iaitu yang diperbuat daripada berhala. Jadi mereka mengukir patung-patung berhala lalu mereka juga yang menyembahnya. Mereka beribadah serta bersembahyang kepadanya dan mereka juga amat menakutinya tuhan berhala itu tadi. Dan antara lain menjadi salah satu tradisi mereka ialah apabila mereka selesai beribadah di rumah ibadah atau kuil mereka, sebelum keluar setiap mereka mesti membeli satu patung berhala kecil untuk mereka letakkan di dalam rumah dan juga untuk di sembah. Dan sebenarnya siapakah yang menjadi tukang ukir bagi patung-patung itu semua? Ia adalah seorang lelaki yang bernama Azar.

Pada suatu hari masuklah si anak kepada Azar tukang ukir patung anaknya, itulah dia Nabi Ibrahim as. Lalu Nabi Ibrahim pun bertanya kepada bapanya: “Wahai ayahku, adakah engkau benar-benar yakin dan percaya bahawa semua patung-patung yang kamu ukir dan jual itu semuanya adalah Tuhan yang hakiki?”

Bila Azar mendengar pertanyaan sebegitu dari anaknya terus dia menjadi marah akan tetapi Nabi Ibrahim tidak memperdulikannya dan dia terus bertanya dan bertanya. Firman Allah SWT yang bermaksud: “Ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapanya Azar: “Adakah engkau ambil berhala menjadi Tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaum engkau dalam kesesatan yang nyata.” (Al-An’am: 74)

Berterusanlah si Azar bapa Nabi Ibrahim memarahinya dia betul-betul marah kepada anaknya lantas dia berkata dengan suara yang tinggi kepada anaknya sepertimana yang difirmankan oleh Allah SWT yang bermaksud: Berkata bapanya: “Adakah engkau benci kepada Tuhanku ya Ibrahim? Demi jika engkau tidak berhenti nescaya kurejam engkau dengan batu dan tinggalkanlah aku dalam masa yang panjang.” (Maryam: 46)

Sesungguhnya Nabi Ibrahim siang dan malam tidak habis-habis memikirkan tentang dunia yang ada di sekelilingnya dia tercari-cari manakah satu Tuhan yang sepatutnya dan semestinya dia menyembah. Maka pada suatu malam yang gelap gelita tiba-tiba muncul bintang yang cahayanya bergemerlapan di langit. Jadi dia terus berkata di dalam hatinya: “Inilah Tuhanku maka bermula dari hari ini aku akan menyembahnya!” Akan tetapi malang bila tiba waktu siang semua bintang-bintang yang bergemerlapan di waktu malam itu tadi pun terus hilang. Firman Allah SWT yang bermaksud: Tatkala malam telah gelap Ibrahim melihat bintang lalu dia berkata: “Inikah Tuhanku? Tatkala bintang itu terbenam dia berkata: “Aku tidak mengasihi barang yang lenyap itu.” (Al-An’am: 76)

Keesokannya Nabi Ibrahim melihat kepada bulan pula dia mendapati bahawa bulan di malam hari itu terlalu cantik itulah bulan purnama namanya. Maka dia mula berkata-kata lagi di dalam hatinya: “Aku rasa inilah dia Tuhan aku. Maka aku akan menyembahnya moga-moga ada kebaikan buatku.”

Firman Allah SWT yang bermaksud: Tatkala dia melihat bulan telah terbit dia berkata: “Inikah Tuhanku?” Tatkala bulan itu terbenam dia berkata lagi: “Jika aku tidak di tunjuki oleh Tuhanku nescaya aku termasuk kaum yang sesat.” (Al-An’am: 77)

Akan tetapi sangkaannya itu meleset sama sekali kerana pada keesokannya bulan terbenam dan hilanglah cahayanya yang terang benderang pada waktu malam tadi. Tetapi dia tidak bersedih. bahkan bergembira kerana dia berpeluang melihat matahari pula. Lantas dia mengatakan: “Matahari lebih besar pula cahayanya dari bulan dan bintang, maka aku rasa inilah dia Tuhanku yang sebenar.” Tapi sayang bila sampai waktu petang di dapati matahari yang di sangkanya Tuhan itu turut hilang. Maka Nabi Ibrahim pun tidak jadi untuk menyembahnya. Firman Allah SWT yang bermaksud: Tatkala dia melihat matahari terbit dia berkata: “Inikah Tuhanku? Ini lebih besar.” Tatkala matahari itu terbenam dia berkata: “Wahai kaumku sesungguhnya aku berlepas diri dari apa-apa yang kamu persekutukan itu.” (Al-An’am: 78)

Akhirnya Nabi Ibrahim mengambil keputusan bahawa dia tidak akan sama sekali menyembah mana-mana tuhan kecualilah Tuhan yang menjadikan alam ini Tuhan yang menjadikan bintang, bulan dan juga matahari juga dunia dan seisinya. Dia tidak akan sama sekali menyembah Tuhan selain Allah SWT. Firman Allah SWT yang bermaksud: “Ingatlah ketika Ibrahim berkata: “Wahai Tuhanku perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang yang mati.” Allah berfirman: “Tidakkah engkau beriman?” Sahutnya: “Ya... aku beriman tetapi untuk mententeramkan hatiku.” Allah berfirman: “Ambillah empat ekor burung dan hampirkan kepada engkau (potong-potong semuanya) kemudian letakkan di atas tiap-tiap bukit sebahagian dari burung-burung yang dipotong itu, kemudian panggillah semuanya nescaya datanglah semuanya kepada engkau dengan segera dan ketahuilah sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al-Baqarah: 260)

Bermula dari hari itu Nabi Ibrahim mula menyeru kepada kaumnya agar segera meninggalkan tuhan berhala mereka itu “Sembahlah Allah Tuhan yang Esa dan juga Tuhan yang menjadikan kita semua.” Akan tetapi mereka tidak memperdulikan kata-katanya bahkan mereka mengutuk dan memberikan ancaman kepadanya. Firman Allah SWT yang bermaksud: “Mereka berkata: “Adakah engkau mendatangkan kebenaran kepada kami atau engkau bermain-main?” Dia berkata: “Bahkan Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakan semuanya. Dan aku menjadi saksi atas demikian itu.” (Al-Anbiyaa’: 55 dan 56)

Mereka memang langsung tidak menghiraukan kata-kata Nabi Ibrahim hinggakan sampai peringkat mereka mengatakan bahawa Nabi Ibrahim adalah seorang yang bodoh lagi jahil dan juga akal fikirannya terlalu sempit serta menyeleweng. Maka pada suatu hari seluruh ahli penduduk kota itu keluar beramai-ramai kerana merayakan hari raya bagi Tuhan berhala-berhala mereka dan perayaan tersebut di jalankan di luar kota bukan di dalam kota. Jadi di kala itu tidak ada seorang pun yang tinggal di dalam kota lengang kecuali Nabi Ibrahim sahaja. Begitu juga dengan rumah ibadah mereka lengang tiada sesiapa.

Nabi Ibrahim merasakan bahawa inilah peluang untuk dia mengajar kaumnya lalu dia bersegera menuju ke rumah ibadah kaumnya. Dia terus masuk ke dalamnya yang mana terdapat satu kawasan lapang dipenuhi dengan bermacam-macam patung berhala. Tanpa berlengah Nabi Ibrahim terus mengambil kapaknya lalu dipukul dan dihancurkan ke semua patung-patung itu tadi habis semua dimusnahkan cuma satu sahaja yang tidak dimusnahkan iaitu patung yang paling besar. Kemudian yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dia menyangkutkan kapaknya tadi ke leher patung berhala yang besar itu dan Nabi Ibrahim terus pergi meninggal rumah ibadah tersebut pulang ke rumahnya.

Di kala itu semua kaumnya sedang sibuk merayakan perayaan tuhan mereka. Mereka merayakannya dengan penuh meriah sekali lebih-lebih lagi si raja yang bernama Namrud iaitu raja Kota Babylon ketua bagi mereka juga turut hadir. Bilamana perayaan tadi selesai terus raja memberi isyarat kepada hamba-hambanya dan tanpa berlengah si hamba-hamba tadi terus mengangkatnya untuk kembali semula ke dalam kota mereka. Dan sebelum sampai ke istananya raja mengarahkan kepada seluruh hamba-hambanya agar membawa dia ke rumah ibadah (kuil). Bila sahaja raja Namrud menjejakkan kakinya ke dalam kuil dia terperanjat besar begitu juga dengan rakyat-rakyat yang turut hadir. Dia dapati bahawa ke semua patung-patung berhala telah habis musnah jatuh bergelimpangan dan berkecai.

Kemudian Namrud berkata dengan suaranya yang tinggi: “Siapakah yang berbuat sebegini kejam sekali?” Seluruh rakyatnya yang hadir terus berkata: “Lain tidak bukan ialah seorang pemuda yang tidak mahu beriman kepada tuhan-tuhan kita ini. Pemuda itu namanya Ibrahim!” Raja Namrud terus menjerit: “Bawa segera pemuda itu ke mari!” Merekapun bersegera pergi mendapatkan Nabi Ibrahim. Mereka menangkapnya dan dibawa ke hadapan Namrud yang masih menunggu di dalam kuil.

Sampai saja terus Namrud berkata kepada Nabi Ibrahim: “Kamukah yang melakukan perbuatan ini kepada tuhan-tuhan kami?” Nabi Ibrahim berkata: “Bukan aku yang melakukannya kamu tidak lihat di leher patung berhala yang paling besar itu terdapat satu kapak yang besar. Sudah tentulah dia yang memusnahkan ke semua patung-patung itu. Kalau tidak percaya cuba kamu tanyakan kepadanya ataupun kamu tanyakan kepada patung-patung yang telah binasa tentang siapakah yang memusnahkan mereka semua?”

Raja Namrud dan rakyatnya tidak semena-mena merasa malu dan tersipu-sipu kerana mereka tahu bahawa sesungguhnya patung-patung itu sama sekali tidak boleh berkata-kata. Lalu Namrud pun terus berkata: “Wahai Ibrahim! Kamu sendiri pun tahu bahawa patung-patung itu semua tidak boleh berkata-kata, tidak boleh berjalan-jalan dan juga langsunglah tidak boleh buat apa-apa!”

Terus Nabi Ibrahim as. menjawab: “Jadi kalau begitu mengapa kamu menyembahnya. Bagaimana kamu boleh menyembah sesuatu yang langsung tidak memberi kamu apa-apa manfaat tidak memberi mudarat buat musuhmu dan langsung tidak dapat untuk mempertahankan, dirinya sendiri?”

Firman Allah SWT yang bermaksud: “Ibrahim berkata: “Patutkah kamu sembah selain Allah barang yang tiada manfaat kepadamu sedikitpun dan tidak pula memberi mudarat kepadamu? Celakalah kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahaminya?” (Al-Anbiyaa’: 66 dan 67)

Akhirnya Raja Namrud dan seluruh rakyatnya mengambil keputusan agar Nabi Ibrahim dibakar dengan api atau unggun yang besar. Maka Namrud pun terus memerintahkan seluruh rakyatnya agar menyediakan api besar hinggakan sampai peringkat burung-burung tidak berani untuk terbang di atasnya kalau terbang juga mereka akan terbakar kerana nyalaan api yang besar itu.

Setelah sampai masa yang telah ditetapkan, Namrud pun duduk di atas singgahsana sambil terus melihat kepada api yang sangat besar itu di dalam hatinya terselit kegembiraan yang sangat kerana sekejap lagi Nabi Ibrahim akan mati dibakar api, dia gembira kerana api akan memakan seorang yang tidak mahu beriman dengan tuhan mereka.

Mereka pun mengikat Nabi Ibrahim pada satu tiang seakan-akan lastik yang besar dan terus Nabi Ibrahim dilemparkan ke dalam api yang besar itu. Mereka terkejut melihat Nabi Ibrahim kerana ketika mahu dilemparkan dia begitu tenang sekali langsung tidak meronta-ronta ataupun melawan. Lebih terkejutlah lagi bila mereka saksikan bahawa Nabi Ibrahim langsung tidak di makan oleh api bahkan dia boleh berjalan ke sana sini pula dalam api tersebut.

Firman Allah SWT yang bermaksud: “Wahai api! Hendaklah engkau menjadi dingin dan selamat terhadap Ibrahim.” Mereka hendak memperdayakan Ibrahim dengan dia lalu Kami berkati di dalamnya untuk seluruh alam. (Al Anbiyaa’: 69 dan 70)

Sesungguhnya Allah SWT telah menyelamatkan Nabi Ibrahim dari kejahatan dan kezaliman si Raja Namrud dan rakyat-rakyatnya dan Allah menunjukkan kepada mereka bahawa sebenarnya patung-patung berhala itu langsung tidak memberi makna apa-apa langsung, tidak ada kekuatan dan bagi manusia yang di kurniakan akal fikiran pula tidak wajarlah merasakan bahawa patung berhala itu sebagai Tuhan yang mesti disembah.

Tidak lama selepas itu api yang besar tadi pun terpadam lalu Nabi Ibrahim segera keluar dari longgokan-longgokan bara api dengan selamat seakan-akan tidak ada apa-apa yang berlaku ke atasnya. Dan terus Nabi Ibrahim membawa dirinya meninggalkan kaumnya membiarkan mereka itu semua dengan kehendak mereka, juga buatlah sesuka hati dengan tuhan berhala mereka. Nabi Ibrahim menyerahkan segalanya kepada Allah SWT untuk memberikan hukuman juga membinasakan mereka.

Bermusafirlah Nabi Ibrahim membawa diri kepada Tuhannya ditinggalkannya kaum yang degil lagi bodoh sombong dalam kebinasaannya yang telah Allah jadikan kepada mereka. Dia membawa diri bermusafir hinggalah sampai ke bumi Palestin dan di sana dia menyeru manusia supaya beriman Tuhan yang Esa iaitu Allah SWT dan mengerjakan ibadah kepadanya. Ditakdirkan oleh Allah SWT bahawa di mana sahaja Nabi Ibrahim pergi dia tetap menanamkan keimanan kepada Allah dan akhirnya Allah SWT juga telah memberi hadiah yang besar kepadanya iaitu lahirlah dari zuriatnya keturunan yang baik dan soleh yang kemudian kebanyakan mereka itu menjadi nabi dan rasul yang Allah utuskan kepada seluruh manusia agar membawa mereka kepada bertuhankan Allah SWT dan menjauhkan mereka dari bertuhankan tuhan selain Allah seperti berhala dan lain-lain lagi. Kemudian memberi tunjuk ajar kepada seluruh manusia untuk beribadah kepada Allah SWT. Dengan sebab itulah Nabi Ibrahim digelarkan dengan gelaran “Bapa sekalian nabi-nabi.”

Firman Allah SWT yang bermaksud: “Perhatikanlah riwayat Ibrahim dalam kitab (Al-Quran). “Sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat benar dan seorang nabi.” (Maryam: 41)

Selengkapnya...

Unta menjadi hakim

Pada zaman Rasulullah s.a.w, ada seorang Yahudi yang menuduh orang Muslim mencuri untanya. Maka dia datangkan empat orang saksi palsu dari golongan munafik. Nabi s.a.w lalu memutuskan hukum unta itu milik orang Yahudi dan memotong tangan Muslim itu sehingga orang Muslim itu kebingungan. Maka ia pun mengangkatkan kepalanya menengadah ke langit seraya berkata, "Tuhanku, Engkau Maha Mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak mencuri unta itu."


Selanjutnya orang Muslim itu berkata kepada Nabi s.a.w, "Wahai Rasulullah, sungguh keputusanmu itu adalah benar, akan tetapi mintalah keterangan dari unta ini."

Kemudian Nabi s.a.w bertanya kepada unta itu, "Hai unta, milik siapakah engkau ini ?"


Unta itu menjawab dengan kata-kata yang fasih dan terang, "Wahai Rasulullah, aku adalah milik orang Muslim ini dan sesungguhnya para saksi itu adalah dusta."

Akhirnya Rasulullah s.a.w berkata kepada orang Muslim itu, "Hai orang Muslim, beritahukan kepadaku, apakah yang engkau perbuat, sehingga Allah Taala menjadikan unta ini dapat bercakap perkara yang benar."

Jawab orang Muslim itu, "Wahai Rasulullah, aku tidak tidur di waktu malam sehingga lebih dahulu aku membaca selawat ke atas engkau sepuluh kali."

Rasulullah s.a.w bersabda,


"Engkau telah selamat dari hukum potong tanganmu di dunia dan selamat juga dari seksaan di akhirat nantinya dengan sebab berkatnya engkau membaca selawat untukku."

Memang membaca selawat itu sangat digalakkan oleh agama sebab pahala-pahalanya sangat tinggi di sisi Allah. Lagi pula boleh melindungi diri dari segala macam bencana yang menimpa, baik di dunia dan di akhirat nanti. Sebagaimana dalam kisah tadi, orang Muslim yang dituduh mencuri itu mendapat perlindungan daripada Allah melalui seekor unta yang menghakimkannya.

Selengkapnya...

Kisah Rasulullah SAW dengan Pengemis Buta



"Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, "Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya".

Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya
itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan, merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu....

"Anakku, adakah kebiasaankekasihku yang belum aku kerjakan?".

Aisyah RA menjawab, "Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun
yang belum ayah lakukan kecuali satu saja".
"Apakah Itu?", tanya Abubakar RA.
"Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis
Yahudi buta yang ada di sana", kata Aisyah RA.

Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu.
Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai
menyuapinya, sipengemis marah sambil menghardik,

"Siapakah kamu?". Abubakar RA menjawab, "Aku orang yang biasa (mendatangi engkau)."
"Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", bantah si pengemis buta itu.

"Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang
yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut setelah itu ia berikan padaku", pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu,
"Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia
itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW".

Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata,
"Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun,
ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... "

Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu
menjadi muslim.

Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemuliaan akhlaq Rasulullah SAW? Atau adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau? Beliau adalah ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq.

Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus persen, alangkah baiknya kita berusaha meneladani sedikit demi sedikit, kita mulai dari apa yang kita sanggup melakukannya.

Sebarkanlah riwayat ini ke sebanyak orang apabila kamu mencintai Rasulullahmu..."



Selengkapnya...